Indonesia Tanpa Gelar di BAC, Susy Soroti Faktor Ini

Selasa, 01 Mei 2018 | 14:34 WIB
Indonesia Tanpa Gelar di BAC, Susy Soroti Faktor Ini
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, menjadi finalis di BAC 2018. [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti angkat bicara terkait hasil minor yang dibawa pulang kontingen Indonesia dari turnamen Badminton Asia Championship 2018 pekan lalu.

Seperti diketahui, Indonesia belum mampu membawa pulang gelar dari turnamen bulutangkis yang berlangsung di Wuhan, Cina, 24-29 April 2018.

Prestasi terbaik para wakil Merah Putih hanya merebut status finalis lewat pasangan ganda campuran senior, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, menjadi finalis di BAC 2018. [Humas PBSI]

Baca Juga: Sempat Dilanda Jetlag, Zarco Incar Podium di Jerez

Di sektor ganda putri, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris harus terhenti langkahnya di babak semifinal.

Untuk ganda putra sendiri tak mampu melangkah jauh. Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto hingga Angga Pratama/Rian Agung Saputro harus terhenti di babak kedua.

Sedangkan nasib yang tidak lebih baik didapat wakil Indonesia di sektor tunggal putri. Tiga wakil Indonesia yang turun, yakni Hanna Ramadini, Lyanny Alessandra Mainaky dan Dinar Dyah Ayustine harus kandas di babak pertama.

Terkait hasil ini, Susy menilai penampilan para putra-putri Indonesia belum mampu menyamai konsistensi permainan Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon, yang dinilai selalu tampil baik diberbagai ajang.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti. [Humas PBSI]

Baca Juga: Tontowi - Liliyana Gagal Juara, Indonesia Tanpa Gelar di BAC 2018

"Berbeda dengan The Minion--julikan Kevin/Marcus--dia kan konsistensinya bagus. Kalau yang lain itu kan peak performance-nya berubah--bisa lagi di atas, di tengah atau lagi drop," kata Susy Susanti saat dihubungi Suara.com, Selasa (1/5/2018).

Susy juga membeberkan faktor non teknis yang semakin mempersulit target Indonesia untuk meraih minimal satu gelar di BAC 2018. Menurutnya, faktor angin dan beratnya shuttlecock juga menjadi salah satu penyebab kurang apiknya permainan anak-anak Indonesia.

"Jika kita melihat satu faktor (eksternal) kebanyakan kalau di sana (Cina) itu shuttlecock-nya berat, lalu angin. Nah anak-anak ini mungkin penguasaan untuk hal itu masih belum maksimal," ujar peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI