Suara.com - Niat Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik 2018 terganjal oleh mahalnya biaya sewa venue.
Rencananya, PB PASI akan menggunakan Stadion Madya yang berada dikawasan Kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno sebagai venue Kejurnas Atletik. Kejurnas itu sendiri rencananya akan digelar selama enam hari, dimulai pada 6 Mei 2018, dan diikuti seribu atlet dari seluruh Indonesia.
Namun, rencana tersebut terancam batal terlaksana lantaran mahalnya tarif sewa Stadion Madya. Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK) mematok tarif lebih dari Rp. 300 juta untuk satu hari perhelatan.
Mendanggapi hal itu, Ketua Umum PB PASI Bob Hasan pesimistis Kejuaraan Nasional Atletik 2018 bisa diselenggarakan.
Baca Juga: Maybank Luncurkan Kartu ATM Berlogo Gerbang Pembayaran Nasional
"Saya belum tau Kejurnas jadi atau tidak. Kenapa? Karena kalau kita adakan Kejurnas disini (Stadion Madya), untuk enam hari itu kita harus bayar 1.4 M, jadi satu hari lebih dari 300 juta," ujar Bob Hasan di Stadion Madya, Kompleks GBK, Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Sebenarnya, selain menggunakan Stadion Madya, PB PASI memiliki opsi menggunakan venue lain untuk menggelar Kejurnas. Seperti di Stadion Pakansari, Bogor, ataupun Stadion Manahan Solo.
Akan tetapi, fasilitas dan infrastruktur atletik di Pakansari dan Manahan kurang memadai. PB PASI pun tetap memprioritaskan Stadion Madya sebagai venue Kejurnas.
Lebih jauh, PB PASI akan meminta solusi dari Kementrian Keuangan untuk meminta pihak PPK-GBK menihilkan biaya sewa.
Pria 87 tahun itu mengungkap, pelatnas atletik hanya memiliki uang untuk memenuhi keperluan pelatnas dan tak cukup untuk memenuhi permintaan tarif sewa dari pihak GBK
Baca Juga: Demi Naik Haji, Juru Parkir Rela Hanya Makan Nasi Garam
"Nah kalau ini diberitahu (ke Kemenkeu) jadi kita bisa latihan disini, mengadakan pertandingan, jadi kita bisa maju ke dunia internasional," tambah Bob.