Suara.com - Turnamen Indonesia Masters 2018 BWF World Tour Super 500 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, 23-28 Januari lalu, rupanya jadi momen terakhir kebersamaan bagi Nitya Krishinda Maheswari dan Yulfira Barkah sebagai pasangan. Pasalnya, PP PBSI telah memutuskan 'menceraikan' keduanya.
Begitu juga dengan pasangan peringkat 14 dunia, Anggia Shitta Awanda dan Ni Ketut Mahadewi Istarani, yang tidak luput terkena dampak keputusan bongkar pasang yang dilakukan induk olahraga bulutangkis di Tanah Air tersebut.
Kepala Ganda Putri PBSI, Eng Hian menjelaskan, keputusan perombakan ini didasarkan pada prestasi kedua pasangan.
"Sampai saat ini saya melihat prestasi Anggia/Ketut belum konsisten, sedangkan mereka sudah cukup lama dipasangkan. Begitu juga Nitya/Yulfira yang progresnya stuck," ujar Eng Hian, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (8/3/2018).
Baca Juga: PBSI Rombak Pasangan Ganda Putri, Siapa Saja?
"Sedangkan target saya untuk Nitya adalah bisa mendekati kualitas dan prestasi seperti pada waktu berpasangan dengan Greysia (Polii)," Eng Hian menambahkan.
Sebelum berpasangan dengan Yulfira, Nitya cukup lama bertandem dengan Greysia. Bahkan, duet Greysia/Nitya sempat menjadi salah satu andalan Merah Putih di kancah bulutangkis internasional.
Salah satu prestasi tertinggi yang pernah diraih pasangan Greysia/Nitya adalah, saat menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan.
Foto: Pasangan ganda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Yulfira Barkah. [Humas PBSI]
Baca Juga: "Comeback" ke Super Series Usai Absen 9 Bulan, Nitya: I'm Happy
Operasi cedera lutut yang dijalani Nitya pada Desember 2016, memaksanya harus beristirahat cukup panjang. Akibatnya, dia pun 'diceraikan' dari Greysia Polii yang kini prestasinya tengah menanjak bersama Apriyani Rahayu.