Suara.com - Kurang dari enam bulan, pesta olahraga negara-negara Asia bertajuk Asian Games digelar. Berbagai persiapan pun terus digenjot oleh Indonesia selaku tuan rumah perhelatan empat tahun yang akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 itu.
Panitia penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) terus bekerja mempersiapkan semua yang dibutuhkan demi suksesnya perhelatan tersebut. Mulai dari venue pertandingan, infrastruktur, hingga sarana transportasi.
Beberapa waktu lalu, test event digelar INASGOC. Sejumlah cabang olahraga dipertandingkan untuk menjajal persiapan venue serta kesiapan panitia.
Secara keseluruhan, test event bisa dibilang berjalan lancar. Meski masih menemui sejumlah kendala dan keluhan.
Baca Juga: Bukan Cuma Visa, Ini Penyebab Gagalnya Daud Duel Lawan Campbell
Kamis (22/2/2018), Suara.com berkesempatan untuk mengupas lebih jauh persiapan yang dilakukan oleh INASGOC melalui Sekretaris Jenderal INASGOC Eris Heryanto.
Tersisa sekitar enam bulan lagi sudah sejauh mana persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018?
Persisnya hingga saat ini 177 hari, persiapannya secara umum sudah kami lakukan. Kami sudah bekerja hampir satu tahun yang lalu menyiapkannya dan kemarin sudah diuji coba di test event, kami sudah bisa lihat hasilnya. Pada umumnya semua berjalan lancar.
Plus minusnya dilihat dari semua aspek fungsi penyelenggaraan test event semua berjalan baik. Kalau ada catatan kecil-kecil itu biasalah, misalkan penjemputan atlet yang sudah dijadwalkan tiba-tiba berubah, tetapi informasinya belum berubah. Itu yang saya sebut kecil-kecil di lapangan. Ya, itu memang perlu jadi catatan kami.
Baca Juga: Polri Anggap Gangguan Investasi Pertambangan Merongrong Nawacita
Seperti apa usaha INASGOC untuk mempromosikan Asian Games dalam waktu yang tersisa ini sehingga gaungnya juga dapat dirasakan daerah - daerah di luar Jakarta dan Palembang, bahkan ke luar negeri ?
Untuk promosi ke luar negeri Pak Ketua (Erick Thohir) pernah ke Cina membicarakan ini. Di sana promosinya sudah jalan, malahan mobil bus ada yang dikasih branding Asian Games di Cina sana.
Kemudian di Jepang, kami juga datang ke sana. Korea juga, kebetulan sekarang yang mendapat konsesi penjualan tiket dari Korea, pasti mereka akan mempromosikan. Karena yang pegang perusahaan dari sana.
Promosi-promosi lain seperti jadwal yang dimiliki Delegasi Dewan Olimpiade Asia (OCA) bahwa bulan lalu, saya beserta tim sudah paparan di depan 45 negara yang akan hadir di Asian Games untuk menyampaikan kesiapan kami. Kemudian nanti kalau tidak salah tanggal 1 Mei kami akan menyampaikan kepada 45 negara tentang kesiapan kita juga, itu dari segi luar negeri.
Kalau di dalam negeri saya kira di Jakarta sudah tahu. Di mana-mana branding-branding kita baik di bandara, di jalan, apalagi di SUGBK, nah yang di luar Jakarta sering menjadi pertanyaan.
Sebetulnya kita sudah punya perikatan dengan perusahaan promosi, di 40 titik termasuk luar kota, khususnya kota-kota besar. Sebagai contoh Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Kita sudah adakan perikatan perikatan dengan mereka.
Di media sendiri kami punya televisi komersial, ada kurang lebih 5000 siaran tentang Asian Games, yang nantinya akan ke televisi-televisi di Indonesia.
Kami sebetulnya sudah memiliki upaya yang cukup padat mengadakan promosi-promosi ini. Sekarang tinggal masyarakat berkesempatan memperhatikan atau tidak.
Dari hasil Test Event Asian Games 2018 yang telah digelar kemarin, tentunya sudah dilakukan evaluasi. Kira -kira apa yang perlu segera dibenahi oleh INASGOC?
Ada beberapa keluhan atlet seperti ini, kami punya kasur di wisma atlet itu panjangnya 220 CM, ada atlet basket tingginya sekitar 224 CM, sehingga tidak cukup.
Tapi kami ada saran ditambah, akhirnya di kakinya dia itu kami siapkan tambahan. Kami siapkan 40 sampai 70 kalau ada orang yang tingginya lebih dari dua meter, tambahannya 24 CM, jadi kasurnya itu panjangnya 244 CM.
Tapi, karena dia kemarin itu sangat-sangat tinggi kami sarankan tidur aja di lounge kamar itu. Ya itu hanya satu aja. Pasti kami akan banyak menyiapkan tambahan karena orang yang tingginya lebih dari dua meter bakal banyak. Mungkin itu yang dianggap tidak nyaman, tapi saya rasa dia juga paham kalau ketinggian.
Fasilitas di wisma atlet yang sempat dirasakan kurang nyaman oleh beberapa atlet nasional. Apa sajakah fasilitas yang telah ditambahkan untuk membuat para atlet merasa nyaman di wisma atlet?
Saya mau tanya keluhannya apa? Saya bisa pastikan kalau orang yang mengeluh seperti itu (tak ada televisi) dia belum pernah ikut multi event di luar negeri. Bahwa multi event di luar negeri yang dalam aturan memang tidak ada televisi di dalam kamar.
Kalau wifi lemot memang saya akui, itu jadi catatan kita. Ke depan sudah kami bicarakan, kalau istilah orang IT salurannya nanti akan diperbesar. Itu yang sudah akan diberikan komitmen kepada kami.
Kalau bicara nyaman itu hati masing-masing, persepsi kita, yang disebut nyaman seperti apa?. Tempat tidur ada, terus makanannya okelah. Itu standarnya seperti itu. Kalau mereka banyak yang mengeluh tidak nyaman itu apa?. Saya kadang-kadang juga ingin tahu itu apa. Kami menyiapkan ini ada aturannya dari OCA, jangan sampai kami sudah siapkan dengan sedemikian rupa tapi tidak sesuai dengan standar yang ada.
Transportasi dari Wisma Atlet ke venue sempat dikeluhkan kemacetan yang dialami oleh atlet-atlet asing sehingga membuat perjalanan menjadi lebih lama. Apakah sudah ada solusi untuk membuat perjalanan lebih cepat?
Kemarin kami akui ada kelambatan. Memang kami belum melakukan rekayasa lalu lintas, jadi kami lakukan apa adanya. Ini pun tidak terlalu jelek, masih oke tidak terlalu jelek-jelek amat. Tapi ini akan kami perbaiki, tentang waktu tempuh. Kemarin sendiri tidak jelek.
Kami sadari saat ini jalan-jalan seperti MRT belum selesai masih dipagar-pagar, kemudian LRT mengambil bahu-bahu jalan, sehingga sempit. Saya pastikan itu tidak akan terjadi saat Asian Games.
Nanti saat Asian Games akan menjadi lebih baik. Di Jakarta ini soal pembangunan kalau belum selesai kemungkinan akan dihentikan dahulu, ditutup, sehingga tak ganggu jalan.
Kami juga akan buat jalur khusus yang sudah disetuji semua pihak, nanti di bahu jalan bernama Asian Games line. Tentunya itu akan memperlancar perjalanan.
Beberapa venue yang akan digunakan juga masih dalam proses penyelesaian, bahkan baru ada yang akan disiapkan yaitu lapangan bisbol. Dengan waktu yang tersisa apakah langkah yang diambil agar semuanya bisa selesai tepat waktu?
Untuk bisbol sudah diputuskan, bisbol itu kan membutuhkan dua lapangan. Satu di GBK sudah jadi, satu lagi sudah diputuskan di Rawamangun, yang mengerjakan siapa, itu DKI. Kami dari INASGOC akan mengcover dan membantunya juga.
Situs resmi asiangames2018.id akan menjadi jendela informasi bagi dunia untuk dapat memantau dan mengamati jalannya Asian Games lewat data pertandingan di setiap cabang olahraga. Apa yang akan dilakukan oleh INASGOC untuk dapat memaksimalkan hasil pertandingan real time, juga data tersaji cepat dan lengkap di setiap cabang olahraga?
Saya terima kasih masukan seperti ini, kami yang mengurusi masalah itu ada dari IT yakni Deputi 3, lalu bicara mengenai komunikasi ada di deputi 2, kemudian bicara mengenai konten ada di Media & PR. Jadi di satu itupun ada tiga yang urusi. Kalau bicara web ya deputi 3, bicara komunikasi bagaimana membuat tampilan isi dari web itu adalah deputi 2, terus isinya dari Media & PR. Terima kasih masukan-masukan ini, tentunya ini akan membuat kami lebih baik.
Kampung padat dan kumuh yang di belakang Wisma Atlet memang menjadi pemandangan kurang elok. Bagaimana solusi supaya hal itu tidak menjadi bahan pembicaraan?
Kemarin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mendengar laporan itu, sepertinya beliau punya solusi. Saya tidak tahu solusi tepatnya bagaimana, mungkin akan ada kegiatan penataan, kita tunggu saja karena ini kewenangannya ada di pemerintah provinsi DKI. Beliau sudah dengar dan sudah punya rencana.
Asian Games sudah dekat tapi infrastruktur di daerah Sudirman masih belum jadi. Bagaimana usaha INASGOC untuk dapat mengantisipasi hal ini?
Kami dari INASGOC menyarankan kalau belum siap, kami usulkan ditutup, kemudian dibersihkan sehingga tidak mengganggu perjalanan baik itu masyarakat atau kita. Itu saran dari kami. Kalau infrastruktur itu kan tanggung jawab pemerintah provinsi DKI. Saya dengar dari DKI mau memperbaiki trotoar juga, saya kira ini sangat bagus.
Memang Asian Games inikan nantinya akan kedatangan banyak orang dari luar negeri. Ini saat yang baik kami bisa memberikan image kepada dunia luar bahwa Jakarta ini rapih, bersih, ini jadi tantangan kita. Kalau menurut saya bahwa jalan ini harus sudah rapih dan tidak mengganggu perjalanan dari wisma atlet ke venue pertandingan.