Lepas Rindu akan Indonesia, Daisuke Lampiaskan pada Pencak Silat

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Kamis, 15 Februari 2018 | 21:21 WIB
Lepas Rindu akan Indonesia, Daisuke Lampiaskan pada Pencak Silat
Pesilat Jepang, Daisuke Osa, dan pelatih asal Indonesia, Yuli Purwanto. [Suara.com/Rizki Nurmansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kurang lebih satu tahun sudah Daisuke Osa menggeluti seni bela diri pencak silat. Perkenalannya dengan seni bela diri asli Indonesia ini lantaran untuk melampiaskan rasa rindu terhadap Indonesia.

Sebelum menggeluti pencak silat, Daisuke mengikuti program beasiswa untuk tingkat mahasiswa dari pemerintah Indonesia yang dikhususkan bagi warga negara asing, tahun 2015.

Selama setahun Daisuke mengenyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, mengambil jurusan Sastra Indonesia.

"Sebenarnya, saya memang suka dengan martial art (bela diri). Setelah balik ke Jepang—setelah program beasiswanya selesai—saya kangen Indonesia," tutur Daisuke, dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata, ditemui Suara.com di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini, Jakarta, Rabu (14/2/2018).

Baca Juga: Dua Kali Kalah Beruntun, Dendam Eko Membara atas Pesilat Ini

"Lalu, saya mendengar tentang silat. Saya pun mencari tahunya dan ketemu dengan Japsa (Asosiasi Pencak Silat Jepang—red). Kemudian mencoba mempelajari silat, dan lama-lama jadi suka sama silat," sambungnya.

Perkenalan Daisuke dengan pencak silat juga lantaran takdir yang mempertemukannya dengan Yuli Purwanto. Lelaki asal Yogyakarta ini sudah 21 tahun mengajar pencak silat di Negeri Sakura.

Pendekar silat dari perguruan Merpati Putih ini juga menjadi salah satu pelatih di Japsa. Pertemuan Daisuke dan Yuli berawal dari sebuah stasiun kereta.

"Saat itu, saya bertanya asal Daisuke, dan dia menjawab asli dari Sinagawa, sebuah daerah yang berada di Kota Tokyo. Setelah mengobrol, saya pun mengajaknya untuk belajar pencak silat, dan dia mau," ujar Yuli, yang turut mendampingi Daisuke di Padepokan Pencak Silat.

Pesilat Jepang, Daisuke Osa, dan pelatih asal Indonesia, Yuli Purwanto. [Suara.com/Rizki Nurmansyah]

Baca Juga: Indonesia Juara Umum Pencak Silat Test Event Asian Games 2018

Daisuke mengaku sangat menyukai pencak silat lantaran menjunjung tinggi rasa hormat antar sesama manusia, sebagaimana budaya hormat-menghormati yang berlaku di Jepang.

Dia juga sempat mempelajari seni bela diri lainnya, jiu-jitsu. Namun, hanya sampai tingkat dasar dan tidak diteruskan.

"Jiu-jitsu cuma buat olahraga. Tapi, kalau silat, selain olahraga bisa juga untuk hidup—menjaga diri," tuturnya.

Lelaki kelahiran 4 Agustus 1994 ini berharap ke depannya akan banyak masyarakat Jepang yang menggeluti pencak silat.

"Harapan saya pencak silat bisa lebih terkenal, biar banyak orang-orang Jepang mengikuti pencak silat. Selain itu, pencak silat bisa juga menjadi alternatif bela diri diantara karate dan judo—yang digemari masyarakat Jepang," pungkas runner-up turnamen pencak silat Pakubumi Cup 2017.

Pesilat Jepang, Daisuke Osa, saat tampil di nomor seni kelas tunggal putra pencak silat test event Asian Games 2018 di Padepokan Taman Mini, Jakarta, Rabu (14/2). [Suara.com/Syaiful Rachman]

Kehadiran Daisuke Osa ke Padepokan Pencak Silat, Taman Mini, untuk mengikuti test event Asian Games 2018. Dia turun di nomor seni kelas tunggal putra.

Sayang, Daisuke belum berhasil membawa pulang medali. Dia kalah bersaing dengan Muhammad Iqbal Abdul Rahman (Singapura) yang merebut medali emas, Chanthilath Souksavanh (Laos) dan Naorem Boynao Singh (India) yang meraih perak dan perunggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI