Dia juga sempat mempelajari seni bela diri lainnya, jiu-jitsu. Namun, hanya sampai tingkat dasar dan tidak diteruskan.
"Jiu-jitsu cuma buat olahraga. Tapi, kalau silat, selain olahraga bisa juga untuk hidup—menjaga diri," tuturnya.
Lelaki kelahiran 4 Agustus 1994 ini berharap ke depannya akan banyak masyarakat Jepang yang menggeluti pencak silat.
"Harapan saya pencak silat bisa lebih terkenal, biar banyak orang-orang Jepang mengikuti pencak silat. Selain itu, pencak silat bisa juga menjadi alternatif bela diri diantara karate dan judo—yang digemari masyarakat Jepang," pungkas runner-up turnamen pencak silat Pakubumi Cup 2017.
Baca Juga: Dua Kali Kalah Beruntun, Dendam Eko Membara atas Pesilat Ini
Kehadiran Daisuke Osa ke Padepokan Pencak Silat, Taman Mini, untuk mengikuti test event Asian Games 2018. Dia turun di nomor seni kelas tunggal putra.
Sayang, Daisuke belum berhasil membawa pulang medali. Dia kalah bersaing dengan Muhammad Iqbal Abdul Rahman (Singapura) yang merebut medali emas, Chanthilath Souksavanh (Laos) dan Naorem Boynao Singh (India) yang meraih perak dan perunggu.