Suara.com - Kurang lebih satu tahun sudah Daisuke Osa menggeluti seni bela diri pencak silat. Perkenalannya dengan seni bela diri asli Indonesia ini lantaran untuk melampiaskan rasa rindu terhadap Indonesia.
Sebelum menggeluti pencak silat, Daisuke mengikuti program beasiswa untuk tingkat mahasiswa dari pemerintah Indonesia yang dikhususkan bagi warga negara asing, tahun 2015.
Selama setahun Daisuke mengenyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, mengambil jurusan Sastra Indonesia.
"Sebenarnya, saya memang suka dengan martial art (bela diri). Setelah balik ke Jepang—setelah program beasiswanya selesai—saya kangen Indonesia," tutur Daisuke, dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata, ditemui Suara.com di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini, Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Baca Juga: Dua Kali Kalah Beruntun, Dendam Eko Membara atas Pesilat Ini
"Lalu, saya mendengar tentang silat. Saya pun mencari tahunya dan ketemu dengan Japsa (Asosiasi Pencak Silat Jepang—red). Kemudian mencoba mempelajari silat, dan lama-lama jadi suka sama silat," sambungnya.
Perkenalan Daisuke dengan pencak silat juga lantaran takdir yang mempertemukannya dengan Yuli Purwanto. Lelaki asal Yogyakarta ini sudah 21 tahun mengajar pencak silat di Negeri Sakura.
Pendekar silat dari perguruan Merpati Putih ini juga menjadi salah satu pelatih di Japsa. Pertemuan Daisuke dan Yuli berawal dari sebuah stasiun kereta.
"Saat itu, saya bertanya asal Daisuke, dan dia menjawab asli dari Sinagawa, sebuah daerah yang berada di Kota Tokyo. Setelah mengobrol, saya pun mengajaknya untuk belajar pencak silat, dan dia mau," ujar Yuli, yang turut mendampingi Daisuke di Padepokan Pencak Silat.
Baca Juga: Indonesia Juara Umum Pencak Silat Test Event Asian Games 2018
Daisuke mengaku sangat menyukai pencak silat lantaran menjunjung tinggi rasa hormat antar sesama manusia, sebagaimana budaya hormat-menghormati yang berlaku di Jepang.