Serupa dengan Hendy, Yolla pun mengaku sempat kecewa. Namun seiring waktu, dirinya mampu melupakan dan berlatih lebih giat.
"Kenapa kita sangat kecewa, karena kita tidak merayakan 17 Agustus di negara sendiri. Beberapa cedera yang kita alami di sana, pokoknya effort luar biasa. Karena bagi saya kalau ngga tampil gila kita nga menang. Tapi udah tampil gila pun tetap ngga menang," tambah Yolla sambil tersenyum lebar.
"Kita main mati-matian, bahkan kalau mas lihat videonya, itu badannya Hendy, badan saya, senjata udah nempel itu di badan. Bahkan matras sudah saya tusuk-tusuk karena memang ingin membuktikan kepada dunia, mereka bisa curang tapi kita bisa curi hati penonton. Penonton pun bisa bilang kalau kalianlah juaranya," jelasnya.
"Kalau saya pribadi sih setelah kejadian itu...memang ada beberapa hal yang harus kita koreksi, dari mereka (Malaysia) sendiri dan juga feedback dari saya. Setelah saya lihat, saya amati, saya memaafkan diri saya sendiri. Saya tinggalkan masalah itu di Malaysia. Ketika saya pulang ke Indonesia sudah tidak mikirin lagi, mereka curang atau gimana karena kita harus fokus di Asian Games juga pak manajer (Edhy Prabowo) kembali memanggil kita untuk seleksi atlet Asian Games dan kita menang lagi. PB IPSI dan pak Edhy masih memberikan kepercayaan kepada kita."
Kini, jelang bergulirnya Asian Games 2018, duet Yolla-Hendy berpeluang untuk kembali berhadapan dengan M. Taqiyuddin bin Hamid dan Rosli bin M. Sharif. Itu pun jika tim pencak silat Malaysia kembali menurunkan duet Taqiyuddin dan Rosli di ajang yang akan digelar di Jakarta-Palembang, Indonesia.
Menanggapi kemungkinan tersebut, Yolla-Hendy mengaku siap untuk kembali berhadapan dengan Malaysia.
"Saya secara pribadi ingin ketemu mereka lagi. Bukan dendam atau ingin ngalahin, tapi ingin membuktikan kepada diri saya sendiri, saya sudah naik level di Asian Games," ujar Yolla.
"Kita maunya menang diakui. Diakui juri, penonton, keluarga besar pencak silat dan diakui masyarakat."