Suara.com - Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Asian Games 2018, Komjen Pol Syafruddin, mengatakan momentum Asian Games 2018 harus menjadi ajang kebangkitan bagi perbulutangkisan Indonesia.
Harapan itu disampaikan Syafruddin, yang juga menjabat Wakapolri, saat meninjau persiapan atlet-atlet pelatnas PBSI menghadapi Asian Games 2018 di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (17/1/2018).
"Sejarah kebangkitan bulutangkis Indonesia harus dimulai di Asian Games 2018. Kita sempat miris karena prestasi bulutangkis sempat menurun. Tapi, sekarang bisa naik lagi prestasinya," ujar Syafruddin dihadapan para atlet pelatnas PBSI.
Indonesia akan menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar se-Asia tersebut pada 18 Agustus-2 September 2018. Cabang olahraga bulutangkis sendiri akan dimainkan di Istora Senayan, Jakarta, 18-29 Agustus mendatang.
Baca Juga: Ini Daftar Kejuaraan yang Jadi Skala Prioritas PBSI di 2018
Syafruddin mengatakan, sebuah tinta emas telah tertulis dimana publik dunia mengenal adanya bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan olahraga, yaitu saat menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games yang keempat tahun 1962.
"Ada empat momentum dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia dikenal bangsa lain. Pertama, lewat proklamasi kemerdekaan, lalu Konferensi Asia Afrika, Asian Games 1962, dan GANEFO (Pesta Olahraga Negara-negara berkembang)," ujar Syafruddin.
"Saat menjadi tuan rumah Asian Games 1962, Indonesia berada di peringkat kedua setelah Jepang. Penyelenggaraan sukses begitu juga prestasi. Padahal baru beberapa tahun merdeka. Disitulah dunia melihat dan mengetahui Indonesia," sambungnya.
Lebih jauh, Syafruddin mengingatkan ada tiga hal dalam perjuangan mengangkat harkat dan martabat sebuah bangsa agar dihormati bangsa lain.
Baca Juga: Soal Kontrak Baru di Ducati, Dovizioso: Kita Lihat Saja Nanti
Pertama, ekonominya kuat, lalu militernya juga kuat yang membuat negara lain segan karena khawatir akan ancaman militer.