"Sebagai pebalap utama dalam tim, Anda harus memberikan 100 persen setiap saat," kata Schwantz, dikutip dari Autosport, Selasa (9/1/2018).
"Dengan pengalaman yang dimiliki Iannone, yang telah memenangkan balapan bersama Ducati, dia harus menjadi pebalap pabrikan yang baik, khususnya di musim pertama."
"Mungkin tahun ini (Alex) Rins bisa memberikan sedikit masukan buat Suzuki, karena dia telah memiliki pengalaman. Tapi, tahun lalu semuanya ada di pundak Iannone dan dia sama sekali tidak memainkan peran utama itu," lanjut Schwantz.
"Suzuki masih akan bersama dia (Iannone) dan Rins lagi tahun ini, tapi saya pikir Suzuki harus benar-benar mencari pebalap lain (untuk tahun 2019)," tambahnya.
Baca Juga: Jumat Besok, Kaum Hawa Arab Saudi akan Catat Sejarah Baru
Foto: Kevin Schwantz (kedua dari kiri) menjadi juara dunia kelas 500cc tahun 1993 bersama Suzuki. [Instagram@kschwantz34]
Schwantz juga kesal dengan kegagalan Iannone dalam memanfaatkan lambat panasnya para pebalap Honda di awal musim 2017, dan anjloknya performa pebalap Yamaha dari persaingan di paruh kedua musim.
"Hal ini sangat membuat frustasi. Yamaha mulai hebat di awal musim, kemudian mengalami banyak masalah (di paruh kedua musim)," ujarnya.
"Honda tidak begitu hebat saat awal musim dan pebalap Suzuki seharusnya memanfaatkan itu, saat para pebalap lain kesulitan," tutur dia.
Baca Juga: Viral! Video Pernikahan Sejenis Gegerkan Masyarakat Arab Saudi
Tidak hanya itu, Schwantz juga berang dengan hasil yang diperoleh Iannone saat balapan di Barcelona, 11 Juni 2017, dimana hanya finis satu tingkat di atas pebalap pengganti Sylvain Guintoli yang finis di urutan ke-17.