Lailatul Qadar: Malam Lebih Baik dari 1000 Bulan, Ini Tanda dan Amalan yang Dianjurkan!

Senin, 24 Maret 2025 | 11:41 WIB
Lailatul Qadar: Malam Lebih Baik dari 1000 Bulan, Ini Tanda dan Amalan yang Dianjurkan!
Ilustrasi menjemput malam Lailatul Qadar. [ChatGPT]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang paling dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, terutama di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

Malam yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan ini diyakini penuh dengan keberkahan dan ampunan bagi siapa saja yang menghidupkannya dengan ibadah.

Menurut ajaran Islam, Lailatul Qadar adalah malam di mana Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Keistimewaan malam ini ditegaskan dalam Surah Al-Qadr ayat 3 yang berbunyi, "Lailatul Qadr khairun min alfi syahr" (Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan). Artinya, amal ibadah yang dilakukan pada malam ini setara dengan ibadah selama lebih dari 83 tahun.

Tanda-Tanda Lailatul Qadar

Meskipun tidak ada kepastian mengenai tanggal tepatnya, para ulama sepakat bahwa Lailatul Qadar terjadi di salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan, seperti 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan. Beberapa tanda yang diyakini sebagai ciri-ciri malam ini antara lain:

  • Udara dan suasana malam yang tenang dan damai.
  • Cahaya bulan tampak lebih lembut dan tidak terlalu panas.
  • Matahari terbit keesokan harinya dengan cahaya yang tidak terlalu menyilaukan.
  • Perasaan tenteram dan kedamaian bagi mereka yang beribadah di malam tersebut.

Beberapa ayat al-Qur’an yang menyebutkan Lailatul Qadr antara lain:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . [سورة القدر (97): 1]

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada Lailatul Qadr (malam kemuliaan).” [QS. al-Qadr (97): 1]

Baca Juga: Menjemput Lailatul Qadar, Ini yang Dilakukan Perempuan Saat haid atau Nifas

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ . [سورة الدخان (44) : 3]

Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.” [QS. ad-Dukhan (44): 3]

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ . [سورة البقرة (2): 185]

Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” [QS. al-Baqarah (2): 185]

إِنْ كُنْتُمْ ءَامَنْتُمْ بِاللهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . [سورة الأنفال (8): 41]

Artinya: “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. al-Anfal (8): 41]

Dari ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an diturunkan pada Lailatul Qad. Sementara itu, dalam surat al-Baqarah dijelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan.

Adapun dalam surat al-Anfal, disebutkan bahwa turunnya al-Qur’an bertepatan dengan peristiwa perang Badar, yang dikenal sebagai Yaum al-Furqan.

Namun, tidak ada satu pun ayat yang menyebutkan tanggal pasti terjadinya Lailatul Qadr. Dalam surat al-Qadr ayat kedua, Allah hanya mengungkapkan keistimewaan malam ini dengan bentuk pertanyaan:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . [سورة القدر (97): 2]

Artinya: “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?” [QS. al-Qadr (97): 2]

Malam ini disebut lebih mulia dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . [سورة القدر (97): 3]

Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS. al-Qadr (97): 3]

Karena kemuliaannya yang luar biasa, Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam tersebut. Dalam beberapa hadis disebutkan:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ. [أخرجه البخاري]

Artinya: “Dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: ‘Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.'” [HR. al-Bukhari]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ. [أخرجه مسلم]

Artinya: “Dari Ibnu Umar ra., bahwa beberapa sahabat Nabi saw. bermimpi tentang Lailatul Qadr pada tujuh malam terakhir (Ramadan). Maka Rasulullah saw. bersabda: ‘Aku melihat mimpimu sekalian bertepatan dengan malam tujuh terakhir, barangsiapa mencarinya, maka carilah pada malam-malam itu.'” [HR. Muslim]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحَيَّنُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ أَوْ قَالَ فِي التِّسْعِ اْلأَوَاخِرِ. [أخرجه مسلم]

Artinya: “Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: ‘Tunggulah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan) atau sembilan malam terakhir.'” [HR. Muslim]

Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah Saw tidak menentukan tanggal pasti Lailatul Qadr, tetapi mengisyaratkan bahwa malam tersebut terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama di malam-malam ganjil.

Amalan yang Dianjurkan

Untuk meraih keutamaan malam Lailatul Qadar, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadahnya. Beberapa amalan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Salat Malam – Memperbanyak salat sunah seperti tahajud dan witir.
  • Membaca Al-Qur’an – Merenungi dan memperbanyak tilawah Al-Qur’an.
  • Berzikir dan Berdoa – Salah satu doa yang dianjurkan adalah "Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni" (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, Engkau mencintai pemaafan, maka ampunilah aku).
  • Sedekah dan Kebaikan Lainnya – Memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, baik dalam bentuk materi maupun tenaga.

Harapan dan Makna bagi Umat Muslim

Bagi umat Muslim, Lailatul Qadar bukan hanya tentang keistimewaan malamnya, tetapi juga momentum untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Malam ini mengajarkan pentingnya ketulusan dalam beribadah serta harapan akan pengampunan dosa dan keberkahan dalam kehidupan.

Dengan semakin dekatnya akhir Ramadan, umat Muslim di berbagai penjuru dunia berusaha meningkatkan ibadah dan mencari malam penuh kemuliaan ini. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk meraih keberkahan Lailatul Qadar dan mendapat ampunan serta ridha dari Allah SWT.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI