Bacaan Niat Salat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Jangan Sampai Salah Baca Saat Beribadah!

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 27 Februari 2025 | 15:32 WIB
Bacaan Niat Salat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Jangan Sampai Salah Baca Saat Beribadah!
Ilustrasi salat. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan suci Ramadan 2025 menjadi momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan selama bulan suci ini adalah menunaikan salat tarawih.

Ibadah sunnah ini dilaksanakan pada malam hari setelah salat Isya dan sebelum salat Witir. Meskipun hukumnya sunnah, salat tarawih memiliki banyak keutamaan, terutama jika dilakukan secara berjamaah.

Mengutip dari berbagai ulasan, mayoritas ulama mazhab Syafi’i mengatakan salat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat dengan sepuluh kali salam. Artinya, setiap salat dilakukan dua rakaat sebelum salam. Namun, banyak juga yang mengerjakan salat tarwih 11 rakaat dengan salat Witir.

Pelaksanaan salat tarawih bisa dilakukan secara berjamaah maupun sendiri. Dalam pelaksanaannya, terdapat perbedaan niat antara menjadi imam, makmum, atau melaksanakan sendiri. Berikut lafal niat salat tarawih sesuai dengan tujuannya:

1. Niat Salat Tarawih sebagai Imam

Ushalli sunnatat tarawihi rak‘atayni mustaqbilal qiblati ad’an imaman lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”

2. Niat Salat Tarawih sebagai Makmum

Ushalli sunnatat tarawihi rak‘atayni mustaqbilal qiblati ad’an ma’muman lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT.”

3. Niat Salat Tarawih Sendiri

Ushalli sunnatat tarawihi rak‘atayni mustaqbilal qiblati ad’an lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT.”

Untuk diketahui, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 2025 jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan ini dilakukan berdasarkan metode hisab atau perhitungan astronomis.

Keputusan ini diumumkan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi Muhammadiyah pada Rabu (11/2/2025).

"Berdasarkan hasil hisab tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal puasa 2025 jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025," ujar Sayuti.

Selain awal Ramadan, Muhammadiyah juga telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri, yakni pada Senin, 31 Maret 2025.

Sementara itu, Nahdlatul Ulama (NU) belum menetapkan kapan puasa Ramadhan 2025 dimulai. NU akan menentukan awal bulan puasa berdasarkan metode rukyatul hilal bil fi'li, yaitu pengamatan langsung terhadap hilal pada 29 Syakban 1446 H.

Hasil rukyatul hilal akan menjadi dasar bagi NU dalam mengumumkan ikhbar (pemberitahuan) terkait awal Ramadhan. Jika hilal terlihat, maka awal puasa akan ditetapkan, namun jika tidak, maka bulan Syakban akan disempurnakan menjadi 30 hari.

Pemerintah, melalui Kementerian Agama (Kemenag), akan menetapkan awal Ramadan 1446 H dalam sidang isbat yang dijadwalkan pada Jumat, 28 Februari 2025, di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag, Jakarta Pusat.

Jika mengacu pada kalender Hijriah yang dikeluarkan Ditjen Binmas Islam Kemenag, awal Ramadan 2025 diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Namun, kepastian ini baru akan ditetapkan setelah sidang isbat yang mempertimbangkan hasil hisab serta rukyatul hilal di berbagai wilayah Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI