Kemenag Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H di 128 Titik

Chandra Iswinarno Suara.Com
Rabu, 19 Februari 2025 | 01:00 WIB
Kemenag Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H di 128 Titik
Ilustrasi pemantauan hilal awal Ramadhan. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemantauan hilal atau rukyatulhilal untuk menentukan awal Ramadan 1446 H akan dilaksanakan pada Jumat (28/2/2025).

Pemantauan hilal akan dilaksanakan di 125 lokasi seluruh Indonesia.

"Pemantauan hilal awal Ramadan akan dilakukan di 125 titik se-Indonesia pada 28 Februari mendatang," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Ia mengemukakan, nantinya rukyatulhilal akan melibatkan Kantor Wilayah Kemenag dan Kemenag Kabupaten/Kota, serta bekerja sama dengan Peradilan Agama, organisasi masyarakat Islam, dan instansi terkait lainnya.

Baca Juga: Resmi! Inilah Doa Melihat Hilal Ramadan dari Rasulullah SAW

Berdasarkan perhitungan astronomi (hisab), ijtimak menjelang Ramadan 1446 H diperkirakan terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB.

Ia menjelaskan, pada hari rukyat, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk dengan kisaran antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’. Sementara itu, sudut elongasi berkisar antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.

Menurut Abu Rokhmad, hasil rukyat hilal dari berbagai daerah, beserta data hisab mengenai posisi hilal akan dibahas dalam sidang isbat.

Keputusan yang dihasilkan akan menjadi dasar penetapan awal Ramadan 1446 H di Indonesia.

Adapun sidang isbat akan digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama RI, Jalan MH Thamrin No 6, Jakarta.

Baca Juga: Breaking News! Hilal Terlihat, Wukuf di Arafah Tanggal 15 Juni 2024

Menurut rencana, sidang akan dihadiri sejumlah pihak, termasuk perwakilan duta besar negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta sejumlah lembaga terkait seperti Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Planetarium.

Selain itu, pakar ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, serta pimpinan organisasi Islam dan pondok pesantren juga akan turut serta.

"Sidang isbat merupakan bentuk sinergi antara Kemenag, organisasi Islam, serta lembaga terkait dalam menentukan awal bulan Hijriah. Keputusan yang diambil diharapkan dapat menjadi pedoman bersama bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah Ramadan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI