Pertama, puasa di pertengahan hingga akhir bulan Syaban bersamaan dengan puasa di hari sebelumnya. Jadi, jika seseorang berpuasa dari tanggal 15 kemudian ia melanjutkan di tanggal 16, 17 hingga kira-kira tanggal 28, maka hukumnya boleh.
Sebab di tanggal 29 atau 30 bulan Syaban, itu termasuk hari yang syak (ragu) apakah sudah masuki bulan Ramadan atau belum. Sehingga di hari-hari syak tersebut, untuk orang yang baru berpuasa dari tanggal 15 Syaban, sebaiknya tidak berpuasa.
Kedua, jika puasa di pertengahan akhir bulan Syaban sesuai dengan jadwal puasa seseorang yang sebelumnya sudah terbiasa berpuasa di hari tersebut. Misalnya orang yang terbiasa menjalankan puasa Senin Kamis, maka ia tetap boleh melaksanakannya meski hari Senin dan Kamis itu sudah memasuki separuh akhir bulan Syaban.
Ketiga, apabila puasa yang dilaksanakan merupakan puasa qadha Ranadan nadzar, atau kafarat. Terutama untuk perempuan, hukumnya sah apabila ia berpuasa di paruh kedua bulan Syaban, terlebih jika puasa yang dilaksanakan adalah ganti atau qadla dari puasa Ramadan sebelumnya. (Abu Bakar Syatha ad-Dimiyati, I’anatut Thalibin, juz 2, hlm. 309)
Demikian penjelasan mengenai pertanyaan bolehkah ganti puasa Ramadan setelah Nisfu Syaban. Kesimpulannya, muslim boleh menjalankan qadha Ramadan meski sudah memasuki separuh akhir bulan Syaban.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari