Benarkah Iblis Lebih Cerdas dari Manusia? Ini Penjelasannya

Riki Chandra Suara.Com
Senin, 17 Februari 2025 | 17:23 WIB
Benarkah Iblis Lebih Cerdas dari Manusia? Ini Penjelasannya
Ilustrasi iblis. [Dok. NU Online]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah unggahan di media sosial menampilkan konten yang menyebut bahwa iblis adalah sosok yang alim, ahli Al-Quran, fiqih, hadits, serta memiliki ilmu yang melampaui manusia. Narasi tersebut sejatinya merupakan refleksi agar seseorang tidak bersikap angkuh dan sombong.

Mengutip ulasan di website NU Online, iblis memang digambarkan sebagai makhluk yang cerdas dan memiliki ilmu yang luas. Namun, sifat kesombongan iblis membuatnya diusir dari rahmat Allah SWT.

Kisah ini berawal dari perintah Allah SWT kepada malaikat dan iblis untuk sujud kepada Nabi Adam. Dalam surat Al-Baqarah ayat 34, disebutkan bahwa iblis menolak perintah tersebut karena merasa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia pertama yang diciptakan dari tanah.

Teks ayat tersebut berbunyi:

"(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam!' Maka mereka pun sujud, kecuali iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)

Jika menelusuri ayat-ayat Al-Quran terkait peristiwa ini, tidak ada keterangan jelas yang menyebut iblis sebagai makhluk cerdas dan alim sebagaimana anggapan yang berkembang.

Namun, dalam riwayat yang disampaikan oleh Ibnu Abbas, disebutkan bahwa iblis adalah makhluk yang awalnya sangat rajin beribadah, bahkan termasuk pemimpin malaikat di langit dunia.

Menurut tafsir dari Ats-Tsa’labi, iblis berasal dari golongan malaikat yang disebut jin, yang diciptakan dari api panas. Dalam bahasa Suryani, namanya adalah Azazil, sedangkan dalam bahasa Arab disebut Al-Harits.

Ia memiliki kedudukan tinggi sebagai penjaga surga dan pemimpin malaikat di langit dunia. Kesombongan iblis muncul karena merasa dirinya lebih istimewa dibanding makhluk lain, sehingga menolak sujud kepada Nabi Adam.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Imam An-Nawawi, yang menyebut bahwa sebelum menjadi setan yang terkutuk, iblis adalah bagian dari malaikat dan memiliki ilmu luas.

Sayangnya, kepintarannya justru membuatnya tinggi hati. Sifat kesombongan iblis inilah yang menjadi penyebab utama kejatuhannya.

Kesombongan tanpa kerendahan hati dapat berujung pada kehancuran. Kisah iblis menjadi pelajaran bahwa kecerdasan dan ilmu tinggi bukanlah jaminan keselamatan, jika tidak diiringi dengan sikap rendah hati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI