Doa Nisfu Syaban Dibaca Setelah Apa? Simak Tata Caranya

Baehaqi Almutoif Suara.Com
Kamis, 13 Februari 2025 | 14:56 WIB
Doa Nisfu Syaban Dibaca Setelah Apa? Simak Tata Caranya
Ilustrasi doa. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Malam Nisfu Syaban salah satu yang sangat dinanti umat Islam, sebab banyak keutamaan dan keistimewaan.

Banyak keberkahan yang dilimpahkan pada malam tersebut. Tak heran jika banyak ulama yang menyarankan untuk memperbanyak amalan, ibadah dan membaca doa.

Keistimewaan malam Nisfu Syaban ini juga dijelaskan dalam kitab Syu'ab al-Iman, yang disebutkan sebuah hadist riwayat Imam al-Baihaqi: "Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah, “Adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni. Adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Beberapa amalan yang dianjurkan ulama ialah dengan membaca doa Nisfu Syaban. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk memanjatkan dan bagaimana bacaannya? Simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: Jangan Salah! Begini Tata Cara Baca Doa Malam Nisfu Syaban yang Benar

Kapan Malam Nisfu Syaban?

Malam Nisfu Syaban jatuh pada 13 Februari 2025. Hal ini mengacu pada kalender Kementerian Agama RI yang menetapkan 15 Syaban 1446 Hijriah bertepatan dengan Tanggal 14 Februari 2025.

Artinya, malam Nisfu Syaban dimulai pada 13 Februari 2025 setelah Ashar.

Doa Nisfu Syaban

Mengutip dari NU Online, Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya di dalam Kitab Maslakul Akyar memberikan amalan doa yang bisa dibaca saat malam Nisfu Syaban.

Baca Juga: Malam Ini Jumat Kliwon? Cek Kalender Jawa Februari 2025 di Sini!

Adapun doanya berikut ini:

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”

Waktu Membaca Doa Nisfu Syaban

Beberapa ulama menyarankan untuk salat sunah terlebih dahulu. Kemudian membaca Surat Yasin tiga kali dengan niat, pertama, minta dipanjangkan umur untuk ibadah kepada Allah. Kedua, minta rezeki. Ketiga, minta ditetapkan iman. Setelah itu diikuti doa Nisfu Syaban.

Dikutip dari Jatim NU Online, Imam Abdul Hamid Asy-Syafi’i berkata dalam Kanz an-Najah wa as-Surur menyebutkan tata cara membaca doa tersebut setelah salat magrib, dengan didahului Surat Yasin sebanyak tiga kali.

Bacaan niat sebelum membaca Surat Yasin, ialah:

- Bacaan pertama diniatkan untuk panjang umur.
- Bacaan kedua diniatkan untuk menolak bala (musibah dan kesulitan).
- Bacaan ketiga diniatkan agar tidak bergantung kepada manusia (kecukupan diri dari makhluk).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI