Amalan Malam Nisfu Syaban Bagi yang Sedang Haid

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Kamis, 13 Februari 2025 | 13:49 WIB
Amalan Malam Nisfu Syaban Bagi yang Sedang Haid
Amalan wanita haid di Malam Nisfu Syaban. [freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Malam Nisfu Syaban adalah malam pertengahan bulan Syaban tepatnya pada tanggal 15. Pada tahun 2025,  Nisfu Syaban jatuh pada Jumat, 14 Februari 2025.

Artinya malam Nisfu Syaban terjadi pada Kamis, 13 Februari 2025. Di malam Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah.

Lalu bagaimana dengan wanita yang sedang haid? Apakah ada amalan yang bisa dikerjakan di malam Nisfu Syaban?

Amalan Wanita Haid di Malam Nisfu Syaban

Baca Juga: 10 Nama Lain Malam Nisfu Syaban, Malam Mulia dalam Islam

Dalam Islam, seorang wanita yang sedang haid dilarang melakukan sejumlah ibadah seperti salat. Walau begitu, bukan berarti wanita haid tidak bisa melakukan ibadah di malam Nisfu Syaban.

Ada amalan-amalan lain yang bisa dilakukan seorang wanita haid di malam Nisfu Syaban. Apa saja amalannya? Berikut ulasannya.

1. Membaca zikir dan Istigfar

Seorang wanita yang sedang haid dianjurkan memperbanyak bacaan zikir dan istigfar di malam Nisfu Syaban. Bacaan zikir yang bisa diamalkan adalah Asmaul Husna. 

Memperbanyak bacaan istigfar juga dianjurkan karena di malam Nisfu Syaban, Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya.

Baca Juga: Hati-Hati Hadis Palsu soal Amalan Nisfu Syaban Menurut Ustaz Adi Hidayat

2. Membaca Alquran

Seorang wanita haid tetap bisa membaca Alquran di kala malam Nisfu Syaban. Jika khawatir menyentuh musaf, maka wanita haid bisa membaca Alquran digital.

Atau jika masih khawatir, bisa diganti dengan mendengarkan bacaan Alquran atau membaca tafsir Alquran karangan para ahli tafsir.

3. Sedekah

Amalan lain yang bisa dikerjakan wanita haid di malam Nisfu Syaban adalah bersedekah seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan atau menyantuni anak yatim. 

4. Membaca Doa Nisfu Syaban

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya: Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad saw dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah swt.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI