Nisfu Syaban Mulai Jam Berapa? Ini Jadwal dan Amalan yang Dianjurkan Bagi Umat Muslim

Rifan Aditya Suara.Com
Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:25 WIB
Nisfu Syaban Mulai Jam Berapa? Ini Jadwal dan Amalan yang Dianjurkan Bagi Umat Muslim
Ilustrasi Muslim Berdoa - Nisfu Syaban Mulai Jam Berapa? (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

عن أبي أمامة الباهلي قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة، أول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلة الجمعة، وليلة الفطر، وليلة النحر.

Artinya: "Lima malam yang tidak akan ditolak doa di dalamnya: malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya'ban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan Malam Idul Adha."

2. Sholat sunnah

Amalan berikutnya ketika malam Nisfu Syaban yaitu menunaikan sholat sunnah, seperti sholat mutlak, sholat tasbih, sholat hajat, sholat taubat, sholat awwabin dan lainnya. Anjuran ini sesuai dengan hadits:

قوله صلى الله عليه وسلم: "الصلاة خير موضوع، فمن شاء استكثر ومن شاء استقل" قال الحافظ في الفتح" 479/2: صححه ابن حبان

"Shalat adalah sebaik-baik syariat, siapa yang ingin memperbanyak maka perbanyaklah, dan siapa yang ingin melakukan sedikit maka lakukanlah" (Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadis ini dinilai sahih oleh Ibnu Hibban. Fath Al-Bari 2/479)

3. Membaca Surat Yasin

Di malam Nisfu Syaban, umat Islan juga dianjurkan untuk membaca surat Yasin sebanyak tiga kali. Surat Yasin yang pertama dibaca diniatkan untuk memohon panjang umur, surat Yasin kedua untuk memohon dijauhkan dari segala bahaya dan musibah, surat Yasin ketiga untuk memohon diberi kekayaan hati secara lahir dan batin.

    وقال العلامة الديربي في "مجرباته" (ومن خواص "سورة يس" –كما قال بعضهم- أن تقرأها ليلة النصف من شعبان "ثلاث مرات": الأولى بنية طول العمر، والثانية بنية دفع البلاء، والثالث بنية الإستغناء عن الناس.

Baca Juga: Apakah Setelah Nisfu Syaban Boleh Puasa Qadha? Ini Hukumnya!

"Adapun pembacaan surat Yasin pada malam Nisfu Sya’ban setelah Maghrib merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, konon ia adalah Syeikh Al-Buni dan hal itu bukanlah suatu hal yang buruk.” (Syaikh Muhammad bin Darwisy, Asná al-Mathálib, 234).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI