Suara.com - Buraq merupakan kendaraan istimewa yang disebut dalam peristiwa Isra Miraj. Kendaraan itu memiliki kecepatan yang luar biasa dan peran penting dalam perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha.
Nama Buraq berasal dari kata "barqun," yang berarti kilat, sebagaimana disebutkan dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 20:
"Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka," begitu arti ayatnya yang menunjukkan kecepatan luar biasa seperti kilat yang menjadi karakteristik Buraq.
Dalam perjalanan Isra Miraj, Nabi Muhammad menggunakan Buraq, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik:
"Telah dibawa kepadaku seekor Buraq, seekor binatang putih, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bighal, dan kukunya menjejak di tempat yang dapat dijangkau oleh matanya” (HR. Bukhari No. 162).
Hal ini mengisyaratkan bahwa Buraq adalah kendaraan dengan kecepatan luar biasa yang memudahkan perjalanan hanya dalam satu malam.
Dalam Shahih al-Bukhari Bab al-Mi'raj No. 3674, disebutkan bahwa saat Nabi Muhammad SAW tiba di Masjid Al-Aqsha, malaikat Jibril mengikatkan Buraq di sisi dinding sebelah barat. Dinding tersebut kini dikenal sebagai "Dinding Buraq".
Dari Masjid Al-Aqsha, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan ke langit dan kembali ke Makkah dalam waktu yang sangat singkat, menunjukkan kecepatan luar biasa kendaraan ini.
Hikmah penting dari peristiwa Isra Miraj adalah betapa berharganya waktu. Kendaraan seperti Buraq mengajarkan tentang pentingnya memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Selain itu, perintah shalat lima waktu yang diberikan dalam perjalanan ini menunjukkan nilai kedisiplinan dalam menjalankan ibadah tepat waktu.
Muslim yang bergegas dalam melaksanakan shalat tepat waktu mencerminkan energi positif dalam kehidupannya. Peristiwa Isra Miraj juga mengajarkan bahwa dalam ibadah dan aktivitas sehari-hari, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan, sebagaimana Nabi Muhammad menjalankan perintah Allah dengan menaiki Buraq, kendaraan super-cepat.