Siapa Sahabat Nabi yang Pertama Kali Percaya Isra Miraj?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 21 Januari 2025 | 19:15 WIB
Siapa Sahabat Nabi yang Pertama Kali Percaya Isra Miraj?
Sahabat Nabi yang langsung percaya Isra Miraj. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kisah Isra Miraj adalah salah satu peristiwa luar biasa dalam sejarah Islam yang menggambarkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang penuh hikmah. Namun, tak semua orang pada masa itu dapat menerima kisah ini, terkecuali sahabat Nabi.

Ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan perjalanannya ke Masjidil Aqsa hingga ke langit ketujuh dalam satu malam, kaum kafir Quraisy mengejeknya sebagai pembohong dan tukang mengkhayal. Bahkan sebagian orang yang sebelumnya sudah memeluk Islam pun meragukan kebenaran cerita ini.

Di tengah badai keraguan dan hinaan tersebut, ada satu sahabat Nabi yang berdiri teguh membela dan langsung mempercayai cerita tersebut, bahkan tanpa ragu sedikit pun. Iman dan keyakinannya begitu kuat sehingga ia menjadi teladan bagi umat Islam hingga kini. Siapakah sahabat luar biasa ini yang membuktikan bahwa kepercayaan adalah inti dari iman?

Disadur dari laman website UNISNU Jepara, Selasa (21/1/2025) Dr. H. Sa'dullah Assa'idi, M.Ag, Rektor Unisnu Jepara menjabarkan bahwa Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang pertama kali percaya Nabi Muhammad melakukan Isra Miraj. Abu Bakar bernama lengkap Abdullah bin Abu Quhafah yang lebih dikenal dengan Sayyidina Abu Bakar Ash-Sidiq.

Baca Juga: Umur Berapa Nabi Muhammad Saat Isra Miraj?

Tiap kali Nabi Muhammad saw menyampaikan berita Isra Miraj, Abu Bakar merespon dengan ucapan Shadaqta, yang artinya Anda benar wahai Rasul. Hal itu menandakan tingginya iman Abu Bakar terhadap kenabian Nabi Muhammad saw. Abu Bakar pun mendapatkan gelar Ash-Shiddiq atas kepercayaan yang diberikannya kepada Nabi Muhamad saw. Gelar tersebut diberikan oleh Nabi Muhammad saw secara langsung.

Orang-orang kafir masih terus memperdebatkan keyakinan Abu Bakar atas Isra Miraj. Ia sampai dianggap tidak waras karena percaya pada sesuatu yang tidak masuk akal. Namun dengan penuh keyakinan, Abu Bakar menyatakan:

أَنَا صَدَقْتُهُ فِي خَبَرِ السَّمَاءِ فَكَيْفَ أُكَذِّبُهُ فِي ذَلِكَ، مَادَامَ قَالَ فَقَدْ صَدَقَ

“Sungguh saya telah membenarkannya perihal khabar langit (Mi’raj), maka bagaimana mungkin saya mengingkarinya dalam peristiwa itu (Isra’). Selama (Rasulullah) berkata, maka sungguh dia benar.”

Keimanan Abu Bakar terhadap Isra Miraj Nabi Muhammad saw dan kepercayaannya kepada Nabi Muhammad saw secara luas merupakan representasi dari firman Allah Swt dalam surah Al Anfal, berbunyi:

Baca Juga: Menyingkap Tabir: Alasan Nabi Muhammad Salat di Masjidil Aqsa Saat Isra Miraj

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آياتُهُ زادَتْهُمْ إِيماناً وَعَلى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sungguh orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (Surat Al-Anfal ayat 2).

Selain percaya kepada Isra Miraj Nabi Muhammad saw sebagai salah satu ayat-ayat Allah Swt, Abu Bakar juga merupakan sosok yang tidak ragu sedikitpun Ketika diajak memeluk Islam oleh Nabi Muhammad saw. Ia langsung bersedia.

Berdasarkan buku Abu Bakar Ash Shiddiq Sebuah Biografi yang ditulis oleh Muhammad Husain Haekal (2003), Abu Bakar awalnya tetangga Nabi Muhammad. Ia tinggal di kampung yang sama dengan Khadijah bin Khuwailid. Ketika Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah dan tinggal Bersama Khadijah, mereka mulai bertetangga dan menjadi akrab sejak sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

Ketika Rasulullah diangkat menjadi Nabi dan mengatakan kepada Abu Bakar akan mengabarkan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia, Abu Bakar tidak menolak dan segera memeluk Islam.

Abu Bakar pun mengabdikan hidupnya untuk Islam dan menjadi sahabat Nabi Muhammad saw dalam perjalanannya menjadi nabi. Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah pertama dan tetap rendah hati meski telah menjadi pemimpin.

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI