Suara.com - Dalam peristiwa Isra Miraj disebutkan ada dua masjid yang dikunjungi Nabi Muhammad SAW, yakni Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsa di Palestina sebelum naik melalui Sidratul Muntaha untuk berjumpa para nabi. Lantas, kenapa Isra Miraj harus ke Masjidil Aqsa?
Kisah Isra Miraj tidak pernah membosankan untuk ditulis ulang. Perjalanan suci Nabi Muhammad SAW di tahun ke 10 kenabian ini memiliki kisah Ajaib.
Saat menjalankan perintah Allah Swt, yaitu menuju Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram, Nabi Muhammad SAW tidak menanyakan alasannya. Ia menjalankannya dengan kepercayaan dan keyakinan penuh kepada Allah Swt.
Setelah perjalanan tersebut dicatat dalam sejarah Islam, para sejarawan, ilmuwan, dan ulama Islam mulai mencari arti kenapa Isra Miraj ke Masjidil Aqsa. Berikut ringkasan yang dapat menjelaskan kurang lebih kenapa Nabi Muhammad SAW harus ke Masjidil Aqsa Ketika Isra Miraj.
Baca Juga: Tiga Hadiah Istimewa Allah SWT untuk Umat Nabi Muhammad SAW Saat Isra Miraj, Apa Saja?
- Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam sebelum ka'bah dibangun.
- Masjidil Aqsa berada di Palestina, di tanah ini Allah Swt menyelamatkan Nabi Ibrahim dan Nabi Luth dari ancaman. Hal itu tertera dalam Surah Al Anbiya ayat 71, yang artinya, "Dan kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Luth ke sebuah negeri yang telah kami berkahi untuk seluruh alam."
- Masjidil Aqsa menjadi saksi perjuangan dan simbol menegakkan kebenaran serta pembebasan dari kezaliman.
- Di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan para nabi dan rasul terdahulu. Di sini, Nabi Muhammad SAW memimpin para nabi dan rasul terdahulu melaksanakan shalat. Ini menjadi petunjuk penting bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah juga pemimpin para nabi dan rasul.
- Pakar Ilmu Al Quran dan pengasuh pesantren Dar Al Quran, Arjawinangun Cirebon, KH. Ahsin Sakho Muhammad menjelaskan bahwa Masjidil Aqsa dibangun oleh Nabi Adam setelah membangun Masjidil Haram dengan Jarak pembangunan sekitar 40 tahun.
- Syeikh An Nawawi Al Bantani dalam Kitab Marah Labid menjelaskan Rasulullah harus ke Masjidil Aqsa sebagai tempat singgah di malam Isra Miraj salah satu alasannya agar Buraq dapat terbang ke langit secara lurus. Itu karena Masjidil Aqsa berada di posisi tegak lurus dengan pintu langit.
Isra Miraj dan Time Travel: Perspektif Sains Modern dan Spiritual
Peristiwa Isra Miraj, perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan naik ke Sidratul Muntaha, memiliki kaitan menarik dengan konsep time travel dalam fisika modern.
Teori relativitas Einstein menunjukkan bahwa waktu bersifat relatif dan dapat dipengaruhi oleh:
- Gravitasi
- Kecepatan mendekati cahaya
- Dimensi ruang-waktu yang berbeda
Fenomena dilatasi waktu dalam teori relativitas menjelaskan bagaimana objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi dapat mengalami waktu yang berbeda dibandingkan objek diam. Hal ini relevan dengan perjalanan Isra Miraj yang terjadi dalam waktu sangat singkat menurut waktu bumi.
Penelitian dari ResearchGate tentang "Study of Relativity Theory of Einstein: The Story of Ashabul Kahf and Isra' Mi'raj" mengonfirmasi bahwa perjalanan Isra Miraj dapat dianalisis sebagai fenomena relativitas waktu. Peristiwa ini menunjukkan bahwa:
Baca Juga: Kemlu RI Tegaskan Tak Pernah Terima Usulan Relokasi Pengungsi Palestina ke Indonesia
- Dimensi ruang dan waktu tidak bersifat absolut
- Manusia dapat mengakses dimensi di luar jangkauan normal dalam kondisi tertentu
- Pemahaman waktu duniawi mungkin tidak cukup untuk menjelaskan pengalaman spiritual
Meski time travel masih dianggap konsep fiksi ilmiah, peristiwa Isra Miraj memberikan wawasan baru tentang:
- Kemungkinan perjalanan melintasi dimensi waktu
- Hubungan antara dimensi fisik dan spiritual
- Kompleksitas alam semesta dalam konteks sains dan agama
Peristiwa Isra Miraj tidak hanya menjadi bukti kekuasaan Allah SWT bagi umat Islam, tetapi juga membuka diskusi ilmiah tentang sifat dasar ruang, waktu, dan dimensi yang belum sepenuhnya dipahami oleh sains modern.
Kontributor : Mutaya Saroh