Suara.com - Umat Islam di dunia dan Indonesia selalu memperingati peristiwa penting Isra' Miraj yang jatuh setiap tanggal 27 Rajab. Peristiwa itu adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa hingga ke Sidratul Muntaha bertemu Allah SWT.
Tradisi peringatan Isra' dan Miraj di berbagai tempat di Indonesia biasanya diisi dengan kajian, doa, dan berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan di masjid-masjid maupun di rumah-rumah.
Namun, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah memberikan penekanan bahwa tidak ada ritual khusus yang harus dilakukan pada malam Isra' Miraj.
Peringatan Isra' Miraj lebih difokuskan pada upaya syiar Islam, bukan sebagai ibadah yang memiliki landasan langsung dalam Al-Qur’an maupun sunnah.
Menurut Majelis Tarjih, bid'ah perlu dipahami dengan saksama. Bid’ah didefinisikan sebagai amalan baru yang dianggap sebagai bagian dari ibadah, namun tidak memiliki dasar dalam ajaran Nabi Muhammad SAW.
Oleh sebab itu, segala bentuk ibadah murni kepada Allah SWT harus memiliki landasan yang jelas dalam Al-Qur’an atau sunnah.
Namun, peringatan Isra Miraj tidak termasuk dalam kategori tersebut. Dalam fatwa Majelis Tarjih, peringatan ini tidak dianggap sebagai ibadah langsung, tetapi lebih sebagai bentuk syiar untuk mengingatkan umat tentang pentingnya shalat.
Mengutip ulasan dari situs resmi Muhammadiyah, tradisi Isra' dan Miraj muncul setelah wafatnya Rasulullah SAW sebagai cara umat mengenang peristiwa turunnya perintah shalat lima waktu.
Selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, kegiatan memperingati Isra Miraj dapat dilakukan dengan niat yang benar.
Majelis Tarjih Muhammadiyah menegaskan pentingnya menjaga agar peringatan ini tidak melampaui batas, seperti menambahkan unsur-unsur yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW atau menganggapnya sebagai kewajiban agama.
“Jika peringatan dilakukan untuk mengingatkan umat akan kewajiban salat, maka itu bisa menjadi bagian dari syiar Islam yang positif,” demikian penjelasan Majelis Tarjih.
Dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan salat lima waktu, yang menjadi kewajiban utama setiap Muslim. Oleh karena itu, peringatan ini semestinya menjadi momen introspeksi bagi umat Islam: sudahkah kita menjaga salat sebagai kewajiban utama?
Majelis Tarjih mengingatkan agar umat Islam tetap berhati-hati dalam memperingati peristiwa Isra Miraj. Tradisi semacam ini dapat memperkuat semangat keislaman, asalkan tidak dilakukan dengan cara yang bertentangan dengan prinsip agama.
Ritual-ritual yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam harus dihindari agar tidak terjebak dalam pusaran bid'ah.