Suara.com - Arsy dan Sidratul Muntaha adalah dua konsep penting dalam Islam yang berkaitan dengan tempat yang sangat istimewa dan memiliki makna spiritual yang dalam.
Meskipun Arsy dan Sidratul Muntaha memiliki kesamaan sebagai tempat istimewa dalam konteks spiritual Islam, keduanya memiliki definisi, letak, bentuk, serta fungsi yang berbeda. Keduanya merupakan bagian dari kepercayaan umat Islam terhadap kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
Terdapat perbedaan signifikan antara keduanya, berikut ulasannya.
Pengertian
Arsy: Dalam bahasa Arab, Arsy (عَرْش) berarti singgasana atau tahta. Menurut pandangan ulama, Arsy merupakan pusat pengendalian segala persoalan makhluk Allah di alam semesta. Arsy digambarkan sebagai makhluk terbesar yang diciptakan Allah, terletak di atas langit ketujuh dan di bawah Lauhul Mahfuz. Arsy dikelilingi oleh malaikat dan memiliki tiang-tiang yang mendukungnya.
Sidratul Muntaha: Secara harfiah, Sidratul Muntaha berarti "pohon bidara yang menjadi batas akhir." Ini adalah tempat yang menandai ujung dari alam semesta, di mana tidak ada makhluk lain yang dapat melewatinya, termasuk malaikat Jibril. Sidratul Muntaha terletak di langit ketujuh dan hanya dapat dimasuki oleh Nabi Muhammad SAW saat peristiwa Isra dan Mi'raj.
Letak dan Bentuk
Letak
Arsy terletak di atas surga Firdaus dan merupakan atap bagi seluruh makhluk. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa jarak antara langit dan Arsy adalah 500 tahun perjalanan.
Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh, dengan beberapa pendapat menyatakan bahwa pohon ini menjulang dari langit keenam hingga ketujuh.