"Meniup terompet itu adalah kebiasaan orang, tidak ada masalah dengan meniup terompet. Namun jika ada sebuah budaya di luar agama Islam dan itu menurut Islam tidak sesuai, kita tidak boleh niru-niru," tutur Buya Yahya.
Dalam hal ini, meniup terompet pada malam tahun baru sering dikaitkan dengan budaya non-Muslim, terutama budaya Barat. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan untuk tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
Tetap Utamakan Toleransi dan Saling Menghormati
Buya Yahya menjelaskan bahwa meskipun umat Islam tidak boleh meniru atau menyerupai kaum lainnya, bukan berarti diperbolehkan menghina tradisi dan budaya orang lain. Kita harus selalu menjaga sikap saling menghormati antar umat beragama.
"Ini bukan tentang menghina cara orang lain merayakan tahun baru, tetapi tentang menjaga identitas dan ajaran Islam," tegas Buya.
Setiap orang memiliki cara ibadah dan perayaan sesuai dengan agama mereka, dan dalam Islam, kita diajarkan untuk tidak mencaci atau mengolok-olok cara ibadah orang lain. Prinsip ini penting untuk menjaga hubungan harmonis antar umat beragama.
Melalui penjelasan Buya Yahya, kita dapat memahami bahwa soal meniup terompet dalam perayaan tahun baru tidak berkaitan langsung dengan malaikat Israfil, namun lebih pada pentingnya menjaga tradisi dan ajaran Islam agar tidak terjebak dalam budaya yang tidak sesuai dengan syariat.
Demikianlah informasi terkait hukum meniup terompet tahun baru menurut Islam sesuai penjelasan Buya Yahya. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Baca Juga: Twibbon Tahun Baru 2025 dengan Desain Keren, Unduh di Sini