Laki-Laki dan Perempuan Setara dalam Islam, Ini 5 Alasannya

Riki Chandra Suara.Com
Senin, 23 Desember 2024 | 16:18 WIB
Laki-Laki dan Perempuan Setara dalam Islam, Ini 5 Alasannya
Ilustrasi Islam. (Pixabay/freebiespic)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam ajaran Islam, kesetaraan laki-laki dan perempuan ditegaskan sebagai prinsip mendasar. Keduanya ditempatkan sejajar di hadapan Allah, tanpa ada unsur superioritas atau subordinasi.

Mengutip ulasan di website resmi Muhammadiyah, perbedaan fitrah antara laki-laki dan perempuan bertujuan untuk saling melengkapi dalam menjalankan fungsi masing-masing di ranah domestik maupun publik.

Prinsip ini disampaikan secara jelas dalam Al-Quran melalui berbagai aspek penting. Berikut lima alasan laki-laki dan perempuan setara dalam Islam.

1. Laki-Laki dan Perempuan: Hamba Allah yang Setara

Al-Quran menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tugas utama yang sama, yaitu beribadah kepada Allah. Kesempatan untuk beriman dan beramal salih terbuka lebar bagi keduanya tanpa diskriminasi. Dalam Q.S. adz-Dzariyat (51): 56 disebutkan, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Keadilan Allah juga tercermin dalam janji surga bagi siapa saja yang beriman dan beramal salih, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. an-Nisa’ (4): 124: “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal salih, baik laki-laki maupun perempuan… maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” Hal ini menjadi bukti nyata bahwa kesetaraan laki-laki dan perempuan adalah nilai universal dalam Islam.

2. Peran Kekhalifahan untuk Semua

Allah menugaskan manusia sebagai khalifah di muka bumi, tanpa membedakan jenis kelamin. Dalam Q.S. al-Baqarah (2): 30 disebutkan, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’”

Ayat ini menegaskan bahwa tanggung jawab untuk mengelola dan memakmurkan bumi berlaku bagi semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan.

3. Kisah Adam dan Hawa: Tanggung Jawab Bersama

Kisah penciptaan Adam dan Hawa dalam Al-Quran menggambarkan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam menghadapi ujian. Dalam Q.S. al-Baqarah (2): 35 dan Q.S. al-A’raf (7): 22, digunakan kata ganti “huma” yang menunjukkan bahwa keduanya bersama-sama bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Hal ini menjadi bukti bahwa Islam menekankan tanggung jawab moral dan spiritual secara kolektif, tanpa membebankan kesalahan pada salah satu pihak.

4. Kesuksesan Tanpa Batasan Gender

Islam menjamin bahwa setiap orang yang beriman dan beramal salih memiliki peluang yang sama untuk meraih kesuksesan. Dalam Q.S. an-Nahl (16): 97, Allah berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik".

Ayat ini menggarisbawahi bahwa keberhasilan dapat dicapai oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin.

5. Kedudukan Setara di Hadapan Hukum

Prinsip keadilan juga berlaku dalam hukum Islam. Sanksi atas pelanggaran hukum diterapkan tanpa diskriminasi, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Misalnya, hukuman bagi pezina dalam Q.S. an-Nur (24): 2 dan hukuman bagi pencuri dalam Q.S. al-Maidah (5): 38.

Hal ini menunjukkan bahwa Islam memberikan perlakuan yang adil bagi semua pihak dalam konteks tanggung jawab hukum.

Penerapan nilai-nilai kesetaraan laki-laki dan perempuan ini menjadi bukti bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI