Ceramah Gus Baha Soal Media Sosial, Singgung Soal Namimah: Apa Itu?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 09 Desember 2024 | 16:03 WIB
Ceramah Gus Baha Soal Media Sosial, Singgung Soal Namimah: Apa Itu?
Sosial dalam Perspektif Gus Baha, Bijak dalam Berbicara dan Bermedia Sosial (Facebook/Gus Baha)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam berbagai pengajian yang disampaikan oleh Gus Baha, ia sering kali menekankan pentingnya memahami Al-Quran dan meneladani Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang terbaru, ceramah Gus Baha membahas soal kehidupan dan sosial.

Bagi sebagian besar umat Muslim, terutama anak muda yang tidak belajar di pesantren atau tidak menguasai bahasa Arab, memahami Al-Quran sering kali menjadi tantangan.

Dalam acara Ngaji Bareng bersama Prof. Quraish Shihab & Gus Baha: Memahami Al-Qur'an dengan Meneladan Rasulullah yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia (UII), Gus Baha mendapat pertanyaan tentang bolehkah kita membaca terjemahan Al-Quran jika kita tidak memahami bahasa Arab. Gus Baha pun menjelaskan korelasinya dengan hubungan sosial. Berikut ulasannya.

Penggunaan Bahasa Terjemahan Al-Quran dalam Ranah Sosial

Menurut Gus Baha, meskipun terjemahan tidak bisa sepenuhnya menggantikan makna asli dari bahasa Arab, namun sebagai langkah awal, terjemahan Al-Qur'an tetap dapat membantu umat Islam untuk memahami pesan-pesan dasar yang terkandung dalam kitab suci tersebut.

Namun, Gus Baha mengingatkan bahwa penting bagi umat Islam untuk terus berusaha meningkatkan pemahaman mereka tentang Al-Quran, baik melalui belajar bahasa Arab, tafsir, maupun dengan membaca terjemahan yang benar.

Selain soal pemahaman Al-Quran, Gus Baha juga membahas soal sikap sosial antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengingatkan untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan bahasa dan berbicara dengan orang lain. Dalam konteks sosial, kata-kata yang digunakan bisa sangat berpengaruh terhadap hubungan antar sesama.

Kata-kata yang kita ucapkan bisa menyakiti hati orang lain jika tidak diucapkan dengan penuh pertimbangan. Misalnya, dalam ayat yang berbicara tentang "memukul istri", kata "wadribuhunna" dalam bahasa Arab tidak selalu berarti kekerasan.

Dalam budaya Arab, "memukul" bisa berarti tindakan yang tidak melukai, seperti menggunakan kain atau sesuatu yang lembut. 

Baca Juga: Jejak Digital Santri Harus Jalan Jongkok di Depan Istri Gus Miftah Disorot Imbas Suami Hina Penjual Es

Ketika terjemahan dari kata "wadribuhunna" diterjemahkan secara literal ke dalam bahasa Indonesia sebagai "pukul", hal itu bisa menimbulkan kesalahpahaman, apalagi jika istilah tersebut dipahami dengan konotasi negatif yaitu kekerasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI