Apakah Memilih Pemimpin yang Salah Termasuk Dosa? Ini Penjelasan Buya Yahya

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 27 November 2024 | 11:08 WIB
Apakah Memilih Pemimpin yang Salah Termasuk Dosa? Ini Penjelasan Buya Yahya
Apakah Memilih Pemimpin yang Salah Termasuk Dosa? (YouTube/Buya Yahya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memilih pemimpin merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan bernegara, seperti yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada Pilkada Serentak 27 November 2024. Memilih pemimpin harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Namun, apakah memilih pemimpin yang salah termasuk dosa?

Pertanyaan tersebut kerap muncul saat musim pemilihan umum. Banyak yang ingin tahu apakah rakyat akan dihukum di akhirat jika salah memilih pemimpin, terutama jika pemimpin tersebut tidak amanah atau tidak sesuai dengan harapan.

Menanggapi dilema tersebut, Buya Yahya memberikan pemahaman yang mendalam tentang tanggung jawab rakyat sebagai pemilih jika ternyata salah memilih pemimpin atau kepala daerah.

Penjelasan Buya Yahya tentang Memilih Pemimpin yang Salah

Baca Juga: Momen Akrab Presiden RI Duduk Bareng Pemimpin Negara di KTT G20, Erdogan Sampai Genggam Tangan Kanan Prabowo

Dalam ceramah di saluran YouTube resminya, Buya Yahya mengimbau bahwa setiap orang diharuskan untuk melakukan ijtihad, yaitu usaha maksimal untuk mengetahui siapa yang terbaik di antara calon pemimpin yang ada.

Dalam proses ini, niat yang tulus sangat penting, sehingga pilihan tidak didasari oleh kepentingan pribadi atau hawa nafsu semata. Ini adalah bagian dari upaya untuk memilih pemimpin yang benar-benar dapat membawa kemaslahatan bagi umat manusia.

Selain itu, Buya Yahya juga mengingatkan agar dalam memilih pemimpin, kita tidak terjebak pada godaan duniawi seperti iming-iming keuntungan pribadi. Pilihan haruslah berdasarkan kebaikan umat dan keadilan, serta didasari oleh informasi yang akurat.

Beliau menekankan jika pilihan tersebut dilakukan dengan niat yang ikhlas dan berdasarkan usaha yang maksimal, maka kita tidak berdosa, karena Allah melihat usaha dan niat di balik setiap keputusan yang kita buat.

"Setelah itu ya Anda tidak dosa, asalkan Anda sudah dengan benar memilih dengan cara yang baik, biarpun informasi yang disampaikan adalah bohong, yang penting Anda tidak tahu," tutur Buya Yahya.

Baca Juga: Pilkada Tak Kalah Penting dari Pemilu, Yuk, Kenal Lebih Dekat dengan Calon Pemimpin Daerahmu!

Dengan kata lain, selama seseorang telah melakukan ijtihad dengan niat yang benar, meskipun akhirnya informasi yang diterima tidak sepenuhnya akurat atau calon yang dipilih tidak sesuai harapan, orang tersebut tidak akan dihukum di akhirat.

Sebaliknya, apabila memilih pemimpin hanya karena iming-iming duniawi seperti proyek atau keuntungan pribadi, hal itu akan menodai niat dan bisa berdampak buruk di akhirat.

Menghindari Caci Maki dalam Proses Pemilihan

Dalam video tersebut, Buya Yahya juga menekankan pentingnya menjaga adab dalam berpolitik. Beliau mengingatkan agar tidak mencaci maki calon pemimpin lain hanya karena perbedaan pilihan politik.

Caci maki hanya akan merusak akhlak dan tidak membawa manfaat apa pun. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjaga adab dan akhlak, meskipun dalam keadaan berseberangan. Dengan kata lain, kita tidak boleh menghakimi pilihan orang lain.

Memilih pemimpin adalah hak setiap individu, namun harus dilakukan dengan penuh pertanggungjawaban. Menjaga akhlak dan tidak mencaci maki orang lain adalah cara yang baik untuk menjalankan kehidupan berpolitik dengan penuh kesadaran.

Demikianlah informasi terkait apakah memilih pemimpin yang salah termasuk dosa. Semoga bermanfaat.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI