Suara.com - Sebentar lagi adalah Hari Ayah Nasional yang akan diperingati pada 12 November 2024. Peringatan Hari Ayah Nasional adalah bentuk apresiasi kita terhadap sosok ayah.
Sebagai kepala keluarga, ayah sangat berjasa. Dia lah yang banting tulang mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya. Besarnya peran ayah ini perlu diapresiasi lewat peringatan hari khusus yang disebut Hari Ayah.
Di Indonesia, Hari Ayah Nasional diperingati setiap 12 tanggal November. Sementara di dunia, peringatan Hari Ayah setiap minggu ketiga bulan Juni.
Dalam memperingati Hari Ayah Nasional, kita bisa memberikan kado spesial untuk ayah tercinta. Namun jika ayah sudah meninggal dunia, maka kado terbaik untuknya adalah doa.
Baca Juga: Doa Setelah Membaca Surat Yasin Malam Jumat Lengkap
Bagi umat Islam, dianjurkan mendoakan orang tua termasuk ayah yang sudah meninggal dunia. Doa ini adalah bentuk bakti kita sebagai anak.
1. Dalil Mendoakan Ayah yang Sudah Meninggal
Allah SWT berfirman:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ . رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (سورة إبراهيم: 40-41)
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do`aku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)“. [Ibrahim/14: 40-41]
Baca Juga: Bisakah Pahala Dihadiahkan untuk Orang Tua yang Telah Meninggal? Ini Penjelasan Muhammadiyah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ ) رواه مسلم، رقم 1631)
“Jika seorang manusia meninggal dunia terputuslah semua amalnya kecuali 3 perkara : (1) shadaqah jariyah, (2). Atau ilmu yang bermanfaat (3) atau anak shaleh yang mendoakannya”. [HR. Muslim: 1631]
2. Doa untuk Ayah yang Sudah Meninggal
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ عَدَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
“Allahummaghfir Lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Aa’fu ‘anhu Wa Akrim Nuzulahu Wa Wassi’ Madkhalahu, Waghsilhu Bil Maa i Wats-tsalji Walbarodi Wa Naqqihii Minal khathaa Ya Kamaa Yunaqqats-Tsawbul Abyadhu Minad Danas. Wa Abdilhu Daaran khairan Min Daarihii Wa Ahlan Khairan Min Ahlihii Wa Zawjan Khairan Min Zawjihi, Wa Adkhilhul Jannata Wa A ‘Idzhu Min ‘Adzaabil Qobri Wa Fitnatihi Wa Min ‘Adzaabin Naar.”
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah kedua orang tuaku. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, bersihkanlah kedua orang tuaku dengan air yang jernih dan sejuk. Dan bersihkanlah kedua orang tuaku dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran. Dan gantilah tempat tinggalnya dengan tempat tinggal yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya juga. Masukkanlah kedua orang tuaku ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.”