Suara.com - Kiblat pertama umat Islam adalah Masjid Al-Aqsa, yang terletak di Kota Tua Yerusalem, juga dikenal dengan nama Baitul Maqdis.
Sebelum adanya perintah untuk mengubah arah kiblat ke Masjidil Haram di Makkah, umat Islam melakukan salat menghadap ke Masjid Al-Aqsa.
Sejarah dan Pentingnya Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa memiliki sejarah yang sangat penting dalam tradisi Islam. Tempat ini bukan hanya menjadi kiblat pertama, tetapi juga merupakan lokasi di mana Rasulullah SAW melakukan peristiwa Isra Mi'raj.
Dalam sejarahnya, Masjid Al-Aqsa dibangun sebagai masjid kedua setelah Masjidil Haram, dengan jarak pembangunan antara keduanya sekitar 40 tahun, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis.
Pada saat umat Islam mulai melaksanakan salat di arah Masjid Al-Aqsa, kondisi di sekitarnya masih dipenuhi berhala-berhala yang disembah oleh masyarakat Arab pada waktu itu.
Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan agar umat Muslim menghadap ke Baitul Maqdis untuk menjaga kesucian ibadah mereka dari pengaruh penyembahan berhala.
Perubahan Kiblat
Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, selama sekitar 16 bulan, arah kiblat tetap mengarah ke Masjid Al-Aqsa.
Namun, kemudian Allah SWT menurunkan wahyu untuk memindahkan kiblat umat Islam ke Ka'bah di Makkah. Perubahan ini menandai transisi penting dalam sejarah Islam dan menunjukkan pergeseran dari pengaruh kaum Yahudi kepada identitas dan arah baru bagi umat Muslim.
Dengan demikian, Masjid Al-Aqsa tidak hanya berfungsi sebagai kiblat pertama bagi umat Islam, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan historis yang mendalam.
Saat ini, kiblat umat Islam adalah menghadap ke Ka'bah di Masjidil Haram, namun Masjid Al-Aqsa tetap menjadi simbol penting dalam sejarah dan kepercayaan Islam.