Suara.com - Bagi anda yang mendaftar calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2024 ini, lakukan sejumlah amalan ini agar bisa diterima menjadi abdi negara.
Pemerintah membuka pendaftaran CPNS 2024. Sampai sejauh ini seleksi CPNS 2024 sudah masuk tahap seleksi administrasi.
Kini para peserta CPNS 2024 sedang menunggu waktu tes SKD yang akan berlangsung bertahap, yakni mulai 16 Oktober hingga 14 November 2024.
Berikut ini ada beberapa amalan yang bisa dilakukan agar bisa diterima menjadi PNS.
Baca Juga: 9 Amalan Malam Jumat Sesuai Sunnah Rasulullah SAW
1. Sholat Hajat
Dikutip dari website Kementerian Agama, kemenag.go.id, Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain menyebutkan bahwa orang yang sedang mengalami kesempitan, berhajat untuk kemaslahatan agama dan dunianya, dan merasakan kesulitan, hendaklah melakukan sholat hajat.
Adapun tata cara melaksanakan shalat hajat adalah sebagaimana berikut:
- Niat melaksanakan shalat hajat:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatal ḫâjati rak‘ataini adâ‘an lillâhi ta‘âlâ.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Berdzikir kepada Allah? Ini Jawabannya!
“Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”
- Membaca Surat Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek (dianjurkan untuk membaca surat Al-Ikhlas dan ayat kursi).
- Setelah selesai sholat, dianjurkan untuk membaca shalawat dan doa sebagaimana berikut:
سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Subḫânal-ladzî labisal-‘izza wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta‘aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna dzil-‘izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as’aluka bimu‘âqidil-‘izzi min ‘arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a‘dhami wa jaddikal-a‘la wa kalimâtikat-tâmmâtil-‘âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an tushalliya ‘ala sayyidinâ Muḫammadin wa ‘ala âli sayyidinâ Muḫammadin.
“Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana,”
Setelah itu, dianjurkan juga untuk membaca doa Rasulullah saw sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Lâ ilaha illallâhul-ḫalîmul-karîmu, lâ ilaha illallâhul-‘aliyyul-adhîmu subḫânallâhi rabbil-‘arsyil-‘adhîmi wal-ḫamdulillâhi rabbil-‘alamîna.
“Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,”
Selanjutnya, orang yang sedang memiliki hajat tertentu bisa melanjutkan bacaan doa Rasulullah saw riwayat Imam At-Tirmidzi sebagaimana berikut:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allâḫumma innî as’aluka mûjibâti raḫmatika, wa ‘azâ’ima maghfiratika, wal-ghanîmata min kulli birrin, was-salâmata min kulli itsmin lâ tada‘ lî dzanban illâ ghafartahu, wa lâ hamman illâ farrajtahu, wa lâ ḫâjatan hiya laka ridlan illâ qadlaitahâ yâ arḫamar-râḫimîna.
“Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih,”.
Setelah doa-doa tersebut dipanjatkan, tahapan terakhir adalah memanjatkan doa dengan khusu memohon kepada Allah agar urusan atau hajat khususnya itu bisa dikabulkan.
2. Membaca Doa-doa
Dikutip dari Rumaysho.com, salah satu cara agar diterima menjadi PNS adalah dengan membaca doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW.
Sebagaimana yang disebutkan dalam As-Sunan dan Shahih Ibnu Hibban dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang sedang berdoa:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA BI-ANNI ASYHADU ANNAKA ANTALLAHU LAA ILAHA ILLA ANTA, AL-AHAD ASH-SHAMAD LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUL LAHUU KUFUWAN AHAD.
Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu atas dasar persaksianmu bahwa Engkau adalah Allah. Tiada yang berhak disembah kecuali Engkau. Yang Mahatunggal, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta Yang tiada sesuatu yang setara dengan-Nya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,
لَقَدْ سَأَلَ اللهَ بِالاِسْمِ الأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ
“Orang itu memohon kepada Allah dengan nama-Nya yang agung. Jika nama-Nya itu digunakan untuk meminta, niscaya akan diberi dan jika digunakan untuk berdoa, niscaya dikabulkan.”
(HR. Abu Daud, no. 1493; Ibnu Majah, no. 3857; Tirmidzi, no. 3475; Ibnu Hibban, no. 891; Ahmad, 5:350; Ibnu Abi Syaibah, 10:271; Al-Haakim, 1:504. Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah mengatakan bahwa hadits ini sahih). Disebutkan dalam lafaz yang lain, “Engkau meminta kepada Allah dengan menggunakan nama-Nya yang teragung.”
Masih dalam As-Sunan dan Shahih Ibnu Hibban, dari Anas bin Malik, ia duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara tidak jauh dari mereka ada laki-laki yang sedang shalat. Kemudian, laki-laki itu berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ
ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA BI-ANNA LAKAL HAMDU LAA ILAHA ILLA ANTA AL-MANNAAN BADII’US SAMAAWAATI WAL ARDHI, YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM, YA HAYYU YA QOYYUUM.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Ia telah benar-benar memohon kepada Allah dengan menggunakan nama Allah yang paling agung. Jika nama itu digunakan untuk berdoa, niscaya akan dikabulkan. Jika nama itu digunakan untuk meminta, niscaya akan diberi.”
(HR. An-Nasai, 3:52; Abu Daud, no. 1495; Ibnu Majah, no. 3858; Tirmidzi, no. 3544; Ibnu Hibban, no. 893; Ahmad, 3:158, 245, 265; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 705; Ibnu Abi Syaibah, 10:272, dari jalur Anas, sebagiannya sahih dilihat dari dzatnya).
Kedua hadits di atas juga dicantumkan oleh Ahmad dalam musnad-nya.
Di dalam Jaami’ At-Tirmidzi, dari Asma binti Yazid, dinukilkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nama Allah yang paling agung terdapat dalam dua ayat ini:
[Ayat pertama]
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ
WA ILĀHUKUM ILĀHUW WĀḤID, LĀ ILĀHA ILLĀ HUWAR-RAḤMĀNUR-RAḤĪM
Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 163)
Lalu ayat-ayat pertama dari surah Ali Imran.
[Ayat kedua]
الٓمٓ
ALIF LĀM MĪM
Artinya: Alif laam miim.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ
ALLĀHU LĀ ILĀHA ILLĀ HUWAL-ḤAYYUL-QAYYỤM
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. (QS. Ali Imran: 1-2). Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini sahih.
(HR. Tirmidzi, no. 3544; Abu Daud, no. 1496; Ibnu Majah, no. 3855; Ahmad, 6:461; Ibnu Abi Syaibah, 10:232; Ad-Darimy, 2:450; Ath-Thabrani dalam Ad-Du’aa, no. 113 dan dalam Al-Kabiir, 24:174; Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wa Ash-Shifaat, no. 128. Sanad hadits ini terdapat dua orang yang dhaif. Namun, hadits ini memiliki penguat dari Ibnu Majah, 2:1276; Ath-Thahawi dalam Musykil Al-Atsar, 1:63; Al-Hakim, 1:505; Ath-Thabrani, 8:214; Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wa Ash-Shifaat, no. 36 dari Abu Usamah dengan sanad yang hasan).
3. Bersedekah
Bersedekah adalah salah satu cara yang bisa dilakukan agar hajat menjadi seorang PNS terkabul. Hal ini pernah diberitahu Rasulullah SAW lewat sabdanya.
Rasulullah SAW. pernah bersabda: “Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain.” (HR. Ahmad).