Suara.com - Tidur dalam Islam memiliki beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memastikan bahwa tidur tersebut bernilai kebaikan dan mendapatkan keutamaan pahala sunnah.
Lantas apakah benar tidur setelah ashar tidak dianjurkan dalam Islam? Ini penjelasannya.
Tidur setelah ashar tidak dianjurkan dalam Islam berdasarkan beberapa sumber yang menyebutkan bahwa tidur pada waktu sore hari, terutama setelah ashar, dapat memiliki efek negatif pada akal dan kesehatan. Berikut adalah beberapa penjelasan:
1. Hadits dan Penjelasan
Hadits yang diriwayatkan oleh beberapa sumber menunjukkan bahwa tidur setelah ashar dapat menyebabkan hilangnya akal. Misalnya, dalam riwayat Ibnu Hibban, Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa yang tidur setelah ashar, maka akalnya akan hilang dan janganlah ia mencela siapapun kecuali dirinya sendiri" (HR. Ibnu Hibban).
Imam Al-Ghazali dalam bukunya '40 Pokok Agama' juga menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang tidur setelah Ashar lalu akalnya menjadi gila, maka janganlah ia mencela siapapun kecuali dirinya sendiri" (HR. Abu Ya'a dalam Al-Musnad dari hadits Asiyah r.a.).
2. Pandangan Islam tentang Tidur
Dalam pandangan Islam, tidur bukan hanya perkara yang bisa memperoleh ketenangan, tetapi juga bisa mengakibatkan kegelisahan atau hilangnya akal.
Al-Qur'an sendiri menyinggung tentang fungsi istirahat atau tidur, seperti dalam Surah Ar-Rum ayat 23 yang menyebutkan bahwa tidur kalian di waktu malam dan siang hari adalah tanda-tanda kekuasaan-Nya.
3. Waktu Tidur yang Dianjurkan
Tidur pada siang hari dianggap sebagai waktu yang paling bagus untuk dilakukan. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan dalam beberapa sumber bahwa tidur pagi adalah kebodohan, tidur siang hari adalah perilaku yang baik, dan tidur sore hari adalah kepandiran.
Dengan demikian, meskipun tidak ada larangan yang jelas dalam Islam untuk tidak tidur, namun tidur setelah ashar tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hilangnya akal dan efek negatif lainnya pada kesehatan.