Tradisi Jawa Rebo Wekasan Menurut Islam Tidak Melanggar Syariat, Buya Yahya Ingatkan Poin Penting Ini

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 03 September 2024 | 16:40 WIB
Tradisi Jawa Rebo Wekasan Menurut Islam Tidak Melanggar Syariat, Buya Yahya Ingatkan Poin Penting Ini
Tangkapan layar video Buya Yahya. [YouTube Al Bahjah TV,] - Tradisi Jawa Rebo Wekasan Menurut Islam Tidak Melanggar Syariat, Buya Yahya Ingatkan Poin Penting Ini
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Umat Islam biasanya menjalankan tradisi Rebo Wekasan dengan menjalankan berbagai amalan, seperti mandi tolak bala', salat sunnah, membaca doa, maupun bersedekah.

Namun, dalam perspektif agama Islam, Rasulillah SAW tidak pernah mengatakan tentang kesialan dalam bulan Safar.

Menurut Buya Yahya seperti dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV, umat Islam harus berpegangan pada Al-Qur'an dan hadits, serta kesepakatan para ulama.

Namun, umat Islam boleh saja meminta perlindungan dari Allah SWT dari hal-hal yang tidak baik, selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.

"Mengikuti ilham (kesaksian dari orang alim), selagi itu tidak bertentangan dengan syariat, maka itu boleh diikuti," tutur Buya Yahya.

Dengan kata lain, boleh saja jika umat Islam melakukan salat sunnah dua rakaat jika diniatkan sebagai salat hajat untuk meminta perlindungan dari Allah SWT, karena hal itu tidak bertentangan dengan syariat.

Selain itu, melakukan dzikir atau sedekah juga boleh dilakukan, bahkan sangat dianjurkan, karena sudah sesuai dengan syariat.

Ibadah tersebut harus dilakukan sesuai pedoman yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan tidak menyalahi atau mengubah aturan ibadah itu sendiri.

Namun, bagi yang tidak mempercayai ilham mengenai Rebo Wekasan, juga sah-sah saja, karena memang tidak ada dasar hukumnya dalam Islam.

Baca Juga: Bacaan Dzikir dan Doa Tolak Bala Rebo Wekasan, Baca Malam Ini!

"Bagi yang mengingkari atau tidak percaya Rebo Wekasan, jangan dicaci. Karena tidak ada ajaran dari Nabi Muhammad SAW. Tidak harus kita percayai ilham seseorang. Hujjah kita hanya Al-Qur'an, hadits Nabi, dan ijma para ulama," imbuh Buya Yahya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI