Suara.com - Dalam Islam, seseorang harus suci dari najis saat akan beribadah seperti sholat. Untuk menghilangkan hadas kecil dengan wudu. Sedangkah hadas besar dihilangkan dengan mandi junub atau mandi wajib.
Mandi junub harus dilakukan usai berhubungan badan dengan pasangan atau ketika keluarnya air mani dari kelamin baik sengaja atau tidak. Bagi wanita yang baru selesai haid juga diwajibkan mandi junub.
Di kalangan masyarakat, mandi junub identik dengan keramas. Istilah keramas sendiri adalah memakai sampo di rambut. Lalu apakah setiap mandi junub diwajibkan keramas?
Menurut Ustaz Ahmad Sarwat LC, mandi junub itu tidak wajib keramas. Dalam mandi junub, kata dia, yang paling penting adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Apakah Anak Tiri Berhak Mendapat Warisan? Ini Penjelasannya
"Dan tidak harus dengan sabun atau sampo. Walaupun juga bukan merupakan larangan," ujar dia dikutip dari website Rumah Fiqih Indonesia.
Menurut Ustaz Ahmad Sarwat, barangkali orang-orang tua kita di masa lalu terbiasa menyebut mandi dengan membasahi kepala dengan sebutan 'keramas'.
Sehingga pada masa berikutnya istilah itu mengalami pergeseran makna menjadi cuci rambut dengan menggunakan cairan pembersih (sampo).
Pergeseran makna seperti inilah yang barangkali melahirkan sedikit kerancuan, sehingga perlu diluruskan kembali.
"Pendeknya, yang dinamakan mandi janabah hanyalah niat dan meratakan air ke seluruh tubuh. Hanya air dan tidak perlu dengan sampo atau cairan pembersih apapun," tuturnya.
Baca Juga: Ijab Kabul Tidak Sebut Mahar, Sahkah Pernikahannya?