Suara.com - Harta warisan adalah harta yang harus ditinggal seorang ayah ketika sudah meninggal dunia. Warisan itu harus dibagikan kepada ahli warisnya.
Dalam Islam, yang termasuk dalam golongan ahli waris ialah Golongan laki-laki terdiri dari: ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman dan kakek.
Golongan perempuan terdiri dari: ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan nenek. Pembagian harta warisan menurut hubungan perkawinan yaitu duda; atau janda.
Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya anak, ayah, ibu, janda atau duda. Namun ada 3 hal yang bisa membuat gugur status ahli waris mendapat warisan. Apa saja? Berikut penjelasannya dikutip dari NU Jatim Online.
Baca Juga: Anak yang Meninggal Duluan Tidak Mendapat Warisan, Benarkah?
1. Pembunuhan
Jika ahli waris membunuh pewaris, maka ia tidak berhak mendapat warisan, sebagaimana dalam hadits Nabi:
لَا يَرِثُ الْقَاتِلُ مِنْ الْمَقْتولِ شَيْئاً
Artinya: Tidaklah seorang pembunuh berhak mewarisi harta orang yang dibunuhnya. (HR. Darimi No. 2951).
لَيْسَ لِلْقَاتِلِ مِنْ تِرْكَةِ الْمَقْتُوْلِ شَيْئا (رواه النسائى)
Baca Juga: Apakah Istri Kedua Berhak Dapat Warisan? Begini Hukumnya
Artinya: Pembunuh tidak berhak mewarisi harta orang yang dibunuhnya.
2. Berbeda agama
Seorang muslim tidak dapat mewarisi atau diwarisi oleh orang yang non muslim, sebagaimana sabda Nabi:
لَا يَرِثُ الْمُسْلِمُ الْكَافِرَ ولَا الْكَافِرُالْمُسْلِمَ
Artinya: Tidaklah berhak seorang muslim mewarisi orang kafir dan tidak pula orang kafir mewarisi muslim. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Budak
Seseorang yang berstatus budak tidak punya hak untuk mewarisi, sekalipun dari saudaranya. Pasalnya, segala sesuatu yang dimiliki budak, secara langsung milik tuannya.
Allah SWT berfirman.
عَبْدًا مَمْلُوْكًا لَا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ
Artinya: Hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu apa pun. (QS. An-Nahl: 75).