Suara.com - Syarat sahnya sebuah pernikahan dalam Islam adalah adanya seorang wali dan dua saksi. Wali nikah pihak perempuan berasal dari garis keturunan ayah.
Peran wali nikah dalam Islam sangat vital sebab jika tidak ada izin dari wali nikah maka pernikahan tersebut dianggap batal atau tidak sah.
Dalil tentang wali nikah perempuan ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwiyatkan Abu Dawud seperti berikut ini:
أيما امرأة نكحت بغير إذن وليها فنكاحها باطل فنكاحها باطل ، فنكاحها باطل
Baca Juga: Sinopsis Pernikahan Arwah, Film Horor Terbaru Morgan Oey, Angkat Budaya Tionghoa
Artinya: “Siapa pun perempuan yang menikahkan dirinya sendiri dengan tanpa izin walinya, maka pernikahannya batal, pernikahannya batal, pernikahannya batal.” (HR. Abu Dawud).
Lalu siapa sajakah yang berhak menjadi wali nikah perempuan? Berikut urutan wali nikah bagi mempelai perempuan yang perlu diketahui.
Dikutip dari NU Online, terkait dengan siapa yang paling berhak menjadi wali, tentunya yang pertama adalah ayah, kemudian ayah dari ayah (kakek), saudara laki-laki dari bapak dan ibu (paman), dan seterusnya sebagaimana Syekh Abu Syuja’ menjelaskan dalam Matan Taqrib.
Berikut urutan wali nikah perempuan:
1.Ayah kandung
2. Kakek, atau ayah dari ayah
3. Saudara (kakak/ adik laki-laki) se-ayah dan se-ibu
4. Saudara (kakak/ adik laki-laki) se-ayah saja
5. Anak laki-laki dari saudara yang se-ayah dan se-ibu
6. Anak laki-laki dari saudara yang se-ayah saja
7. Saudara laki-laki ayah
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah (sepupu)
Baca Juga: Rayyanza Kado Mpok Livia Karyawan Rans 'Rumah', Harganya Nggak Main-main
Dalam website Rumah Fiqih Indonesia disebutkan bahwa daftar urutan wali di atas tidak boleh dilangkahi atau diacak-acak.
Sehingga bila ayah kandung masih hidup, maka tidak boleh hak kewaliannya itu diambil alih oleh wali pada nomor urut berikutnya. Kecuali bila pihak yang bersangkutan memberi izin dan haknya itu kepada mereka.