Suara.com - Manusia terkadang mengucapkan suatu janji ingin menunaikan sesuatu jika keinginannya terkabul. Ini biasanya disebut nazar.
Misal ketika kita sedang ikut tes penerimaan PNS bernazar akan menunaikan ibadah umrah jika diterima menjadi PNS.
Jika keinginan kita itu terkabul, maka wajib untuk menunaikan nazarnya. Hal ini diatur dalam Alquran seperti di surat Al Hajj ayat 9.
Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: Kalah Saing dari Ahmad Dhani, Adab Orang Tua Rizky Nazar ke Syifa Hadju Jadi Gunjingan
ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ
“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka.” (QS. Al Hajj: 29)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ
“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah: 270)
Baca Juga: Dear Lula Lahfah yang Bawa Rokok Elektrik di Tanah Suci! Begini Hukum Pod dalam Islam saat Umroh
Lalu bagaimana jika kita tidak mampu menunaikan nazar yang telah diucapkan? Rasulullah Muhammad saw. pernah menyatakan melalui Ibnu Abbas r.a. bahwa:
"Jika seseorang mengucapkan nazar yang tidak dapat dipenuhinya, maka kafaratnya adalah membayar kafarat sumpah." (H.R. Abu Dawud, no. 3322, dan Ibnu Majah, no. 2128).
Sahabat Uqbah bin Amir meriwayatkan hadis dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda:
“Tebusan melanggar nazar sama dengan tebusan melanggar sumpah. (HR. Muslim)
Kafarat sumpah yaitu:
1.membebaskan budak.
2. memberikan makan atau pakaian kepada sepuluh orang miskin.
3. puasa tiga hari.