Suara.com - Tawaf Wada atau tawaf perpisahan merupakan bentuk penghormatan akhir sebelum meninggalkan Kota Mekkah. Tawaf Wada ini menjadi salah satu wajib haji yang tidak bisa ditinggalkan.
Namun, bagaimana hukumnya bila meninggalkan Tawaf Wada usai berhaji?
"Bagi yang meninggalkan dikenakan dam menyembelih kambing (menurut Syafi’iyah, Hanafiyah dan Hanabilah). Menurut Imam Malik, Dawud, dan Ibnu Munzir, Tawaf Wada' hukumnya sunah," kata Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda, Sabtu (29/06/2024).
Meski begitu, ia menjelaskan bahwa kewajiban Tawaf Wada' akan gugur dan tidak dikenakan dam, bagi, pertama, jemaah wanita yang sedang haid/nifas, istihadlah, orang yang beser, anak kecil, orang yang fisiknya lemah, orang yang luka darah keluar terus, orang yang tertekan dan orang yang tertinggal rombongan.
"Kedua, perempuan sedang haid cukup berdoa di depan pintu Masjidil Haram ketika akan meninggalkan Makkah, dan jemaah haji lemah karena usia atau sakit sehingga mengalami kesulitan (masyaqqat) jika melaksanakan Tawaf Wada."
Widi juga mengemukakan bahwa Tawaf Wada' bisa disatukan dengan Tawaf Ifadlah dengan sejumlah ketentuan, pertama; jemaah dalam kondisi uzur, misalnya sakit yang menjadikannya sangat berat atau tidak memungkinkan melaksanakan keduanya secara terpisah.
"Jemaah yang masa tinggal di Makkah sangat terbatas karena harus segera pulang ke Tanah Air, khususnya jemaah haji gelombang pertama kloter pertama,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengemukakan sebagai bentuk komitmen melayani para Tamu Allah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memfasilitasi jemaah haji Indonesia yang belum pernah ke Masjidil Haram, untuk melihat dan berdoa di depan Ka'bah.
“Ada sejumlah jemaah yang sejak awal kedatangan di Makkah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah yang diantar PPIH ke Masjidil Haram,” ungkapnya.
Baca Juga: Buat Jemaah Haji Indonesia: Jangan Nekat Bawa Zamzam Dalam Koper Kalau Tidak Ingin Dibongkar
“Kita antar dengan ambulans dari KKHI lalu masuk ke Masjidil Haram diantar petugas dengan kursi roda hingga naik ke lantai dua. Dari lantai dua, mereka kita beri kesempatan untuk berdoa dengan menghadap Ka'bah,” sambungnya.