Suara.com - Proses pelaksanaan pemulangan ibadah haji 2024 sampai saat ini masih berlangsung. Hingga 24 Juni 2024, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah review dan menyetujui sulan 25 berkas permohonan tanazul jemaah.
Pelaksanaan mutasi koper atau tanazul ini memperhatikan ketersediaan kursi kosong pada kloter tujuan serta jemaah haji lansia, sakit mendapat prioritas untuk dipulangkan.
Menurut Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda, PPIH telah merilis sejumlah persyaratan tanazul/mutasi kloter.
Bagi jemaah sakit, kata Widi, diperlukan surat rekomendasi petugas kesehatan kloter dan surat rekomendasi dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah.
Baca Juga: Mengecewakan! 46 Kloter Jemaah Haji Ubah Rute Pemulangan, Garuda Wajib Tanggung Jawab
“Bagi jemaah haji penggabungan ke kloter asal (embarkasi yang sama), harus menyertakan surat pengantar dari PPIH yang bersangkutan, serta surat pengantar dari ketua sektor sesuai penempatan sektor jemaah haji,” terang Widi.
Widi bilang, untuk jemaah haji dengan alasan kedinasana, wajib menyertakan surat permohonan mutasi dari jemaah haji bersangkutan yang diketahui oleh ketua kloter. Kedua, surat pernyataan tidak menuntut kompensasi atas kurangnya layanan akibat mutasi.
“Ketiga, surat dari atasan langsung instansi yang bersangkutan dan surat pengantar dari ketua sektor sesuai penempatan sektor jemaah,” jelasnya.
Widi menegaskan bagi tim Petugas Haji Daerah tidak diperkenankan mengajukan tanazul/mutasi kloter.
Widi menyebut, pada fase pemulangan jemaah haji, hingga tanggal 24 Juni 2024 pukul 21.00 WAS, jemaah dan petugas yang telah diterbangkan ke Tanah Air berjumlah 21.723 orang, tergabung dalam 55 kelompok terbang.
Baca Juga: Beda dari Orangtua, Atta Halilintar Ogah Dipanggil Pak Haji
Sementara, berdasarkan data dari Sistem Informasi Dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pukul 09.24 WIB, jemaah haji Indonesia yang wafat berjumlah 234 orang.
“Dari sisi usia, rata-rata jemaah yang wafat berumur 60-70 tahun. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, ada penurunan jemaah wafat pada hari yang sama, tahun 2023, jemaah wafat berjumlah 469 orang, sedangkan di tahun 2024 berjumlah 234 orang,” terang Widi.
Ia menjelaskan, jemaah haji Indonesia wafat di Tanah Suci mendapat penanganan sesuai prosedur. Ketika ada jemaah wafat, tenaga kesehatan akan membuat Certificate of Death (COD).
“Setelah itu, petugas akan berkoordinasi dengan kantor maktab, sektor atau daker untuk melengkapi persyaratan administrasi lainnya, misalnya, surat kesediaan dimakamkan, dan yang lain,” ucapnya.
“Setelah administrasi disiapkan, lalu diserahkan ke Mashariq atau maktab untuk proses pemulasaraan,” tuturnya.
PPIH kembali mengimbau jemaah haji yang akan kembali ke Tanah Air agar mempersiapkan diri dengan baik, memastikan berat koper sesuai dengan ketentuan penerbangan, yaitu 32 kg.
“Menjaga kondisi kesehatan tubuh, dengan makan yang teratur, menjaga asupan nutrisi dan istirahat yang cukup. Membatasi ibadah sunah yang akan mengurasi energi dan tetap menjaha hidrasi tubuh dengan minum yang cukup,” pungkas Widi.
Pada Selasa, 25 Juni 2024 terdapat 20 kelompok terbang, dengan jumlah jemaah haji sebanyak 7.846 orang. Mereka telah dan akan diterbangkan ke Tanah Air, dengan rincian sebagai berikut:
1. Debarkasi Solo (SOC) sebanyak 1.440 jemaah/4 kloter;
2. Debarkasi Makassar (UPG) sebanyak 450 jemaah/1 kloter;
3. Debarkasi Banjarmasin (BDJ) sebanyak 320 jemaah/1 kloter;
4. Debarkasi Batam (BTH) sebanyak 450 jemaah/1 kloter;
5. Debarkasi Jakarta Bekasi (JKS) sebanyak 880 jemaah/2 kloter;
6. Debarkasi Surabaya (SUB) sebanyak 1.113 jemaah/3 kloter;
7. Debarkasi Balikpapan (BPN) sebanyak 324 jemaah/1 kloter;
8. Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) sebanyak 833 jemaah/2 kloter;
9. Debarkasi Palembang (PLM) sebanyak 450 jemaah/1 kloter;
10. Debarkasi Kertajati (KJT) sebanyak 440 jemaah/1 kloter;
11. Debarkasi Lombok (LOP) sebanyak 393 jemaah/1 kloter;
12. Debarkasi Medan (KNO) sebanyak 360 jemaah/1 kloter;
13. Debarkasi Padang (PDG) sebanyak 393 jemaah/1 kloter.