Suara.com - Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini telah memasuki masa penghujung. Saat ini, Jemaah Haji Indonesia sedang memasuki fase pemulangan.
Meski begitu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mencatat ada beberapa tantangan dalam penyelenggaraan haji tahun ini.
"Space tentu saja. Tantangan pertama itu ruang yang memang serba terbatas, di Muzdalifah yang sudah terbatas," kata pria yang biasa disapa Gus Men, Jumat (22/6/2024).
Ia mengemukakan, pembangunan infrastruktur seperti bangunan toilet baru yang berimbas pada penyempitan lahan atau ruang.
Baca Juga: 3 Doa Setelah Pulang Haji, Baca Sejak di Perjalanan Hingga Sampai Rumah
"Kemudian sekarang dibangun toilet-toilet baru yang memakan tempat lebih dari dua hektare," ujarnya.
Sementara itu, untuk kendala yang dihadapi di Mina, Gus Men mengemukakan, jumlah jemaah yang makin banyak tetapi tidak dibarengi dengan penambahan kapasitas.
"Kemudian di Mina jamaah bertambah banyak, tetapi kapasitas juga tidak bertambah, sehingga mau tidak mau akan terjadi kepadatan. Tantangannya di situ saya kira," katanya.
Tak hanya itu, ia membeberkan tantangan penyelenggaraan haji lainnya, yakni kesehatan.
"Selain itu tentu juga kesehatan ya, dari sisi kesehatan ini juga penting. Tahun-tahun sebelumnya kita tidak memperlakukan istithaah kesehatan sebagai syarat untuk melakukan pelunasan,” katanya.
Baca Juga: Soal Viral Jenazah Terlantar di Jalanan Mekkah, Kemenag: Bukan Jemaah Haji Kita
Kemenag sendiri pada 2024 menerapkan istithaah kesehatan sebagai syarat melakukan pelunasan bagi jemaah.
"Jadi jamaah harus sehat dulu, baru kemudian melunasi. Alhamdulillah ini juga bisa menekan angka wafatnya jamaah yang ada di prosesi haji ini," sambungnya.
Sebagai informasi, puncak haji telah dilaksanakan sejak 8-13 Zulhijjah atau 13-18 Juni 2024.