Jelang Puncak Ibadah Haji, Jemaah Diingatkan Fokus: Gak Usah Update di Sosmed

Senin, 10 Juni 2024 | 17:53 WIB
Jelang Puncak Ibadah Haji, Jemaah Diingatkan Fokus: Gak Usah Update di Sosmed
Jamaah menyentuh pilar di puncak Gunung Arafah atau Jabal Rahmah saat melaksanakan ibadah wukuf di Arafah, tenggara kota suci Makkah, Jumat (8/7/2022). [Christina ASSI / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puncak ibadah haji 2024 tinggal menghitung hari. Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan wukuf di Arafah dilakukan pada Sabtu pekan ini, 15 Juni 2024.

Jelang puncak ibadah haji ini, jemaah diminta untuk fokus pada ibadah dan tak usah teralihkan dengan kepentingan duniawi seperti update status di media sosial misalnya.

Saran ini disampaikan oleh Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Madinah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Maesyaroh Dimyati.

Menurut Maesyaroh, momen wukuf tersebut sangat sakral dan menjadi waktu yang paling mustajab dikabulkannya doa-doa.

Baca Juga: Berangkat Haji, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Nangis-nangisan Berpisah dengan Ameena

"Niatkan untuk ibadah, jangan sekali-sekali buat status di sosial media atau selfie, foto-foto. Biar Allah saja yang mencatat apa yang sedang kita lakukan saat wukuf di Arafah," ujar Maesyaroh di Mekah, Senin (10/6).

Maesyaroh berpesan agar di momen tersebut jemaah haji mendedikasikan diri untuk beribadah. Oleh karena itu, disarankan agar ponsel dalam keadaan diam (silent) agar tidak mengganggu saat pelaksanaan wukuf di Arafah. 

Maesyaroh menuturkan, momen wukuf di Arafah merupakan waktu yang tepat untuk introspeksi diri. Memohon ampunan dari Allah swt.

"Wukuf itu berdiam diri. Manfaatkan waktu untuk introspeksi diri, memohon ampunan karena kita sebagai manusia berlumur dosa. Banyak-banyak juga istigfar," ucap akademisi asal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Jemaah haji juga disarankan agar beberapa hari sebelum pelaksanaaan puncak ibadah haji meminta maaf kepada orang-orang  di sekitarnya, mulai dari keluarga inti, seperti orangtua, pasangan, anak-cucu, sanak saudara, tetangga, hingga kolega.

Baca Juga: Penerapan Skema Murur Tahap Finalisasi, Begini Penjelasan Menag Yaqut

"Alangkah baiknya meminta maaf sebelum keberangkatan menuju Arafah. Bisa juga meminta doa semoga dapat menjalankan ibadah rukun dan wajib haji. Tinggalkan hal-hal  duniawi. Kita sedang di alam yang berbeda," jelasnya.

Saran senada juga disampaikan oleh Konsultan  Ibadah Daker Madinah,  KH Wazir Ali. Menurutnya, momen wukuf di Arafah sebagai gladi bersih alam Padang Masyar. Fase kehidupan manusia yang dibangkitkan dari alam kubur untuk menunggu waktu hisab.

"Wukuf ini seolah-olah gladi bersih di Padang Masyar. Berpanas-panasan setengah hari saja kadang ada yang kuat dan tidak kuat. Gimana besok nanti di hari kiamat," kata Kiai Wazir di Mekah.

Wazir mengemukakan, pelaksanaan wukuf di Arafah hanya bagian kecil dari Padang Masyar. Namun dalam waktu bersamaan, momen tersebut menjadi waktu paling mustajab memanjatkan doa.

"Kita harus menghadirkan diri, konsentrasi, banyak berzikir, banyak-banyak berdoa. Jadi sebaiknya selama di sana menahan diri," ucapnya.

Tak hanya itu, adab lain saat wukuf tidak banyak bicara atau berbincang (ngobrol). Mengingat hal ini bisa menghilangkan konsentrasi dan mengganggu jemaah yang lain.

"Ngobrol itu menghilangkan konsentrasi,  itu kurang beradab karena kita sedang berada di tempat mustajab," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI