Suara.com - Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda kembali mengimbau kepada jemaah haji untuk menjaga kondisi menjelang puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, Minah (Armuzna) dan lempar jumrah.
Imbauan tersebut disampaikan lantaran pada ibadah puncak haji membutuhkan kesiapan prima, khususnya ketahanan fisik agar bisa melakukan ibadah wajib dengan lancar.
"Masa menunggu puncak haji tersebut, selain mendalami manasik haji, banyak jemaah yang memanfaatkan waktu tersebut untuk tawaf sunah atau ibadah umrah, bahkan sebagian jemaah melakukan umrah hingga berkali-kali," katanya, Minggu (2/6/2024).
Widi mengemukakan, aktivitas tawaf sunah dan umrah berkali-kali bisa memicu ketahanan fisik menjadi lemah dan rentan penyakit bawaan (komorbid) kambuh.
“Karenanya, jemaah diimbau untuk membatasi ibadah umrah dan aktivitas ibadah sunah yang berpotensi menguras energi,” ucapnya.
Sementara itu, ia mengemukakan bahwa PPIH, khususnya yang menangani jemaah lansia dan disablitas, serta tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH), secara reguler melakukan visitasi dan edukasi jemaah ke setiap sektor terkait pelaksanaan safari wukuf dan tanazul jemaah lansia dan disabilitas.
“Intensifikasi sosialisasi dan edukasi tentang pelaksanaan safari wukuf dan tanazul ini diharapkan dapat mendorong jemaah serta perangkat kloter mempersiapkan diri dengan baik mengikuti tahapan Armuzna mendatang” ungkapnya.
Safari Wukuf untuk 300 Orang
Bagi jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah, Pemerintah akan melayaninya dengan Safari Wukuf. Sebanyak 300 kuota akan disiapkan bagi jemaah safari wukuf.
Baca Juga: Calon Haji Lansia Kesulitan Wukuf di Arafah, Kemenag Siapkan Safari Wukuf untuk 300 Orang
Hal itu dikatakan Kepala Daerah Kerja (Daker) Khalilurrahman kepada tim media center haji di Kantor Urusan Haji Indonesia, Makkah, Sabtu (1/6/2024).