Suara.com - Kendala keterbatasan fisik bukan jadi halangan besar bagi seorang Sajariyah, jemaah haji asal Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjalani ibadah haji di Tanah Suci.
Sajariyah yang saat ini berusia 76 tahun memiliki tekad kuat dan semangat yang patut ditiru oleh jemaah haji lain di usia muda dan tidak memiliki keterbatasan fisik.
Bagaiaman tidak, Sajariyah yang menjadi salah satu jemaah haji difabel punya dedikasi tinggi untuk menjalani ibadah rukun Islam kelima di Tanah Suci.
"Walaupun ada keterbatasan, tapi semangat untuk berhaji luar biasa. Beliau tidak ada penyakit bawaan, hanya mengonsumsi vitamin Enervon C dan minyak kayu putih," kata Hafida Jufri, petugas kesehatan menggambarkan sosok Sajariyah.
Tiba di Madinah, Sajariyah rajin melaksanakan salat di Masjid Nabawi. Tiba di Mekkah, hal itu kembali dilakukan Sajariyah meski jarak dari tempat penginapan ke masjid terbilang jauh.
Hafida mengaku sempat menyarankan jemaah haji asal Parepare itu untuk salat di mushola hotel saja, namun Sajariyah tetap menjalankan salat di masjid.
Tak hanya itu, selama ibadah haji 2024, Sajariyah ternyata tidak ditemani pendamping khusus. Ia mengaku ingin berangkat haji sendiri dan sudah mendaftar sejak 2010.
Biaya haji ditanggung oleh adik dan keluarga Sajariyah. Ia mengaku begitu tiba di Mekkah, kondisi fisiknya baik-baik saja. Sajariyah hanya meminta doa untuk kesehatan dan keselamatannya.
"Sampai Makkah, rasanya baik-baik saja. Mohon doanya untuk keselamatan dan kesehatan saya," jelasnya.
Baca Juga: 53 Calon Haji Indonesia Dirawat Inap di KKHI Mekkah: Mayoritas Terserang Penyakit Ini
Sajariyah mengungkapkan bahwa ia mengalami banyak cobaan untuk bisa berangkat haji. Bahkan tak jarang banyak yang meragukan niat untuk menjadi tamu Allah SWT di Tanah Suci.