Ibu Rumah Tangga Jadi Paling Banyak Berangkat Haji 2024 Gelombang I: PNS Tempat Ketiga

Senin, 27 Mei 2024 | 12:43 WIB
Ibu Rumah Tangga Jadi Paling Banyak Berangkat Haji 2024 Gelombang I: PNS Tempat Ketiga
Jemaah Haji Indonesia mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jedah. [MCH 2024. [MCH 2024/Chandra Iswinarno]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fase pemberangkatan Jemaah Haji Indonesia tahap I sudah selesai sejak Jumat 24 Mei 2024. Dari total ada 88.987 jemaah haji reguler yang berangkat pada gelombang I, paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga kemudian disusul pegawai swasta dan pegawai negeri sipil (PNS).

Berdasarkan data yang dirilis oleh Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), pada tahap I jumlah jemaah haji yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 23.884 orang, kemudian pegawai swasta 19.012 dan PNS 18.420.

Mereka semua tergabung dalam 229 kelompok terbang atau kloter yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

“Penyelenggaraan haji Indonesia bisa kita sebut sebagai proses mobilisasi masyarakat sipil terbesar di dunia. Kompleksitas tantangannya sangat tinggi dan itu tercermin dari keberagamaan profil jemaah haji Indonesia, baik dari sisi pendidikan, profesi, kesehatan, termasuk pengalaman bepergian,” kata Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie.

Baca Juga: 3 Syarat Program Haji Penggabungan Mahram Seperti Witan Sulaeman dan Istrinya

Ia mengemukakan, berdasarkan profiling jemaah haji tersebut sebenarnya menjadi tantangan terbesar bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) dalam pelayanan selama di Tanah Suci.

"Tugas para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tentu tidak ringan. Tapi mereka memang dilatih dan disiapkan untuk bisa melayani dengan baik seluruh jemaah haji Indonesia dengan keragaman profilnya," katanya.

Keragaman profil 88.987 jemaah yang berangkat ke Madinah pada fase gelombang pertama, dapat dilihat dari data berikut:

a. Dari jenis kelamin, 39.811 jemaah laki-laki (44,7%) dan 49.176 jemaah perempuan (55,3%)

b. Sebanyak 87.673 jemaah (98,52%) belum berhaji, hanya 1.314 orang (1,48%) yang sudah pernah barhaji.

Baca Juga: Haji Faisal Soal Kehadiran di Nikahan Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar: Kalau Gak Diundang, Masak Datang?

c. Mayoritas jemaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang I berpendidikan SD (26.025), disusul SMA (22.541), S1 (21.593), dan SMP (10.126). Sisanya, berpendidikan diploma, S2, S3, dan lainnya.

d. Dari sisi kesehatan, sebanyak 68.781 masuk kategori jemaah dengan risiko tinggi (77%), terbanyak pada rentang usia 60 – 70 tahun (23.856) dan 50 – 60 tahun (21.641).

e. Ada 59 jemaah disabilitas, 24 laki-laki dan 35 perempuan, terbanyak dari Embarkasi Solo (10 orang). Dari 59 disabilitas ini, ada 51 jemaah yang masuk kategori risti.

f. Dari sisi usia, ada 19.375 jemaah yang masuk kategori lansia dengan usia 65 tahun ke atas, komposisinya: 49,5% laki-laki dan 50,5% perempuan. Mayoritas dari mereka belum pernah berhaji (98,75%).

Sementara itu, kebanyakan Jemaah Haji Lansia, 50 persen di antaranya berada pada rentang usia 65 tahun hingga 70 tahun.

Kemudian ada empat jemaah dengan usia di atas 100 tahun. Salah satunya Mbah Harjo Mislan yang berstatus jemaah haji tertua tahun ini dengan usia 109 tahun.

Sementara dari sisi pendidikan, mayoritas lansia lulusan SD (10.538), SMA (3.380), SMP (2.215), baru S1 (1.756). Ada 246 jemaah berpendidikan S2 dan 18 orang berpendidikan S3.

Embarkasi dengan jemaah lansia terbanyak adalah Solo/SOC (4.095), Surabaya/SUB (3.334), Jakarta-Pondok Gede/JKG (2.130), Jakarta-Bekasi/JKS (2.122), dan Makassar/UPG (1.246).

“Profil jemaah ini mencerminkan tantangan dan kompleksitas kerja para petugas dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI