“Kami ikhlas, sekalipun itu berat. Allah pasti memberikan jalan yang terbaik untuk diri saya, untuk keluarga saya. Semoga Allah mengampuni terhadap dosa-dosanya, menerima amal ibadahnya, dan menempatkan almarhumah di tempat yang mulia,” katanya lirih.
Dikatakan Endang, tidak ada firasat akan kepergian istrinya. Namun, selama tiga tahun terakhir istrinya benar-benar rajin menjalankan salat sunah Duha dan Tahajud. Selain itu, Almarhum Popon juga tidak pernah lepas dari bacaan Alquran.
Bagi Endang, Popon merupakan sosok yang rajin beribadah dan sayang dengan keluarganya. Bahkan, sang bungsu yang masih duduk di kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah masih bertanya-tanya dengan kondisi sang ibu.
“Istri saya bisa khatam Al-Qur’an sebulan sekali. Kalau tidak sedang haid, dia tidak pernah absen mengerjakan salat Dhuha dan salat Tahajud. Setiap malam, dia selalu membangunkan saya untuk salat malam,” kenangnya.
Meski begitu Endang Suherman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada petugas haji yang mengurus pemakaman istrinya dengan baik.
"Saya betul betul-betul terbantu oleh petugas haji. Saya ucapkan terima kasih kepada tim petugas haji Indonesia,” ucapnya.
Menurutnya tanpa keberadaan petugas haji, bakal kebingungan mengurus jenazah istrinya di Arab Saudi. Apalagi, ia mengaku terkendala bahasa.
"Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Mulai dari awal pengurusan sakit, membawa ke rumah sakit, pengurusan jenazah, sampai dikafani dan dimakamkan," katanya.