Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) memastikan menyediakan delapan jenis bumbu masak untuk layanan catering Jemaah Haji Indonesia.
Delapan jenis bumbu yang didatangkan dari indonesia tersebut meliputi rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning.
Berat bumbu yang didatangkan tersebut mencapai lebih 70 ton dari total kebutuhan lebih dari 200 ton.
“Untuk pemenuhan kebutuhan bumbu tersebut, pemerintah melibatkan UMKM,” kata Anggota Media Center Kemenag Widi Dwinanda, Rabu (22/5/2024).
Baca Juga: Kemenag Kecewa dengan Layanan Haji Garuda Indonesia, Beberkan 4 Masalah
Tak hanya itu, Kemenag juga mendatangkan juru masaknya asal Indonesia. Widi mengemukakan, menu makanan yang diberikan kepada jemaah bervariasi setiap harinya dengan menu cita rasa nusantara.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memastikan bahwa menu untuk jemaah haji telah mempertimbangkan aspek kecukupan nutrisi seperti karbohidrat, protein, beragam vitamin, dan lainnya yang dibutuhkan jemaah haji di Tanah Suci.
“Untuk menjaga kehangatan masakan hingga sampai ke jemaah, makanan tersebut dimasukkan ke food warmer, lalu didistribusikan ke hotel-hotel jemaah menginap sebelum waktu makan tiba,” ucapnya.
Selain itu, PPIH Arab Saudi memastikan bahwa selama di Tanah Suci, jemaah haji Indonesia mendapat layanan katering yang diberikan setiap hari.
Sementara itu, Salah satu jemaah haji asal Kabupaten Lingga, Hasan Husin mengaku sangat puas dengan makanan yang disajikan pihak katering. Menurut salah satu jemaah haji tertua itu, makanan rasanya sedap dan sangat cocok di lidahnya.
Baca Juga: Jemaah Haji Wajib Datang! Ini Percetakan Mushaf Alquran Terbesar di Dunia
Bahkan katanya porsi makanan yang disajikan juga sangat sesuai. Selain itu, Hasan mengaku merasa seperti di kampung sendiri saat menyantap makanan dari pihak katering.
"Alhamdulillah sedap-sedap makanannya. Makanan yang disajikan pas di lidah dan porsinya juga sesuai," ucapnnya.
"Rasanya masih seperti di kampung sendiri. Padahal sekarang sudah 8 hari di Madinah," tambahnya.