Suara.com - Teriknya matahari di Kota Madinah, Arab Saudi tak menyurutkan niat Yayah untuk mengekspresikan rasa keharuannya dengan melakukan sujud syukur di pelataran Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA).
Suhu udara di Kota Madinah yang menunjukan keterangan 42 derajat, tak dihiraukannya sama sekali.
"Saya senang, saya bersyukur Allah izinkan saya sampai sini," ucapnya sembari meneteskan air mata pada Senin (20/5/2024).
Baca juga:
Baca Juga: Calon Haji Indonesia Mulai Miqat di Bir Ali, Ini Sejarah dan Pengertian Miqat
Ada cerita haru di balik Yayah mengekspresikan rasa syukurnya di siang itu. Ia menunggu waktu lebih dari 10 tahun untuk bisa berhaji, sejak kali pertama mendaftar pada 2013 silam.
Linangan air mata Yayah tak terbendung saat menceritakan impiannya yang kandas berhaji bersama sang suami. Lantaran suaminya dipanggil Allah mendahuluinya.
"Saya langsung ingat suami saya. Saya kangen sekali sama bapak. Harusnya, saya berangkat sama bapak. Tapi ya gimana, saya cuma bisa berdoa semoga bapak ditempatkan di tempat terindah,"
Baca juga:
Meski tidak bersama sang suami, Yayah akhirnya bisa mengunjungi rumah Allah bersama sang anak yang menggantikan antrean.
Baca Juga: Ayah Ojak Ngamuk di Tanah Suci Usai Jemaah Malaysia Hina Indonesia, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Meski hanya menjadi ibu rumah tangga, Yayah telaten menabung untuk mewujudkan cita-citanya bersama sang suami dari hasil memanen padi dari sawah miliknya.
"Saya bersyukur bisa menginjakkan kaki saya di sini. Bertemu petugas yang baik, yang ramah dan sepenuh hati melayani kami. Terima kasih ya," katanya sembari memeluk petugas satu per satu.
Yayah berangat ke Tanah Suci bersama jemaah haji asal Karawang dalam kelompok terbang (kloter) 18 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS-18).