Kisah Runiti Kehilangan Suami Jelang Detik-detik Pemberangkatan ke Tanah Suci

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:57 WIB
Kisah Runiti Kehilangan Suami Jelang Detik-detik Pemberangkatan ke Tanah Suci
Kisah Runiti Kehilangan Suami Jelang Detik-detik Pemberangkatan ke Tanah Suci [Kemenag.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak terbayangkan sesaknya hati Runiti yang tak kuasa melawan takdir Allah saat sang suami berpulang di detik-detik keberangkatan mereka ke Tanah Suci. Impian menunaikan ibadah haji bersama, seketika hilang lantaran sang suami Daryono mengembuskan nafas terakhir saat di embarkasi keberangkatan.

Rutini dan Daryono memulai mewujudkan mimpi berhaji bersama di Asrama Donohudan Kabupaten Boyolali, Minggu 19 Mei 2024. Setibanya di Asrama Donohudan, mereka menuju ke salah satu kamar di Gedung Mekkah lantai 2. Rutini menata barang-barang milik sang suami.

Setelah menata barang milik suaminya, Runiti menuju kamarnya sendiri.

Baca juga:

Baca Juga: Senyum Siti Komariah, Siti Maryam, Siti Badriyah Trio Nenek Naik Haji Bareng: 12 Tahun Menanti

Tak lama kemudian, jemaah teman sekamar masuk ke kamar dan menyapa Daryono.

Namun Daryono tidak merespons. Bahkan, tubuhnya tidak bergerak. Khawatir terjadi sesuatu pada Daryono, temannya melaporkan hal tersebut ke petugas kepala regu dan kepala rombongan serta petugas embarkasi.

“Pihak Poliklinik Embarkasi langsung melakukan pemeriksaan terhadap Daryono. Dan ternyata Bapak Daryono sudah meninggal dengan diagnosa gagal jantung,” kata Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriardi.

Mendengar kabar kepergian sang suami, perempuan berusia 63 tahun ini tak kuasa menahan kesedihan.

Baca juga:

Baca Juga: Kronologi Ayah Ayu Ting Ting Labrak Jemaah Malaysia, Ojak Eks Abdi Negara Murka Indonesia Disebut Negara Miskin

Walau tampak tegar dan kuat saat akan menunaikan penyempurna Rukun Islam, raut wajah Runiti tak bisa menutup kesedihannya yang mendalam.

"Doakan saya tabah dan kuat ya," katanya menjelang pemberangkatan.

Runiti mengaku sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari perbekalan hingga uang saku.

“Ini suami saya yang menyiapkan uang saku,” ucapnya.

Runiti sudah tak merasa khawatir, karena banyak teman-teman dan kerabat yang tergabung dalam kloter SOC-32 siap untuk mendampingi.

Bahkan, Ketua Kloter SOC-32 Khabibur Rokhman mengatakan, sudah berkomunikasi dengan semua jemaah di kloternya untuk selalu menghibur Runiti.

“Kami, Karu, dan Karom, serta semua jemaah kloter SOC-32 akan selalu berupaya untuk memberikan pendampingan, semangat dan membesarkan hati Ibu Runiti. Agar beliau bisa bisa melaksanakan ibadah haji dan umrah dengan sebaik-baiknya,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI