CEK FAKTA: Beredar Narasi ASN Non-Islam Kemenag Pare-pare Jadi Petugas Haji, Ini Faktanya

Senin, 20 Mei 2024 | 14:17 WIB
CEK FAKTA: Beredar Narasi ASN Non-Islam Kemenag Pare-pare Jadi Petugas Haji, Ini Faktanya
Ilustrasi petugas haji 2024 [MCH 2024]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar kabar dua pegawai Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pare-pare yang menganut agama lain disebut-sebut menjadi panitia dalam pemberangkatan haji.

Kabar tersebut viral di media sosial pada akun YouTube Alfian Tanjung dalam video berjudul 'Konyol, 2 Orang Kafir Dijadikan Petugas Urusan Haji oleh Kementerian Agama, Hanya Ingin Disebut Toleransi?'

Dalam video tersebut, Alfin Tanjung menanggapi tayangan televisi nasional yang menampilkan narasi tersebut.

Lantas Benarkah Pernyataan Tersebut?

Baca Juga: Cerita Petugas Haji Indonesia Dapat Mushaf Alquran dari Petinggi di Saudi karena Pijatan

Juru Bicara Kementerian Anna Hasbie memastikan bahwa dua pegawai tersebut bukanlah petugas haji, melainkan panitia pemberangkatan jemaah haji.

"Kita sudah memastikan bahwa dua pegawai non Islam itu dilibatkan hanya sebagai bagian dari panitia pemberangkatan jemaah haji," terang Anna Hasbie, di Jakarta, Senin (20/5/2024).

Anna mengemukakan bahwa sebagai bagian dari panitia pemberangkatan, tugas dua orang tersebut mereka sebatas mengantar jemaah dari Parepare sampai ke Embarkasi Makassar (UPG) di Asrama Haji Sudiang, Makassar.

Adapun tugas dua pegawai tersebut yakni dalam tim pelayanan koper jemaah dan tim pelayanan penerimaan jemaah.

CEK FAKTA: Beredar Narasi ASN Non-Islam Kemenag Pare-pare Jadi Petugas Haji, Ini Faktanya [Tangkap layar Youtube]
CEK FAKTA: Beredar Narasi ASN Non-Islam Kemenag Pare-pare Jadi Petugas Haji, Ini Faktanya [Tangkap layar Youtube]

“Jadi keduanya bukan menjadi bagian dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang berangkat ke Tanah Suci. Tugas mereka hanya sampai Embarkasi Makassar,” katanya.

Baca Juga: Jemaah Haji Indonesia Gelombang Kedua Diminta Sudah Pakai Ihram Sejak di Tanah Air

Anna melanjutkan bahwa sejatinya kepanitiaan yang melibatkan pegawai lintas agama juga terjadi dalam banyak kegiatan Kementerian Agama.

Misalnya, Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) di sejumlah daerah juga melibatkan umat Islam. Bahkan juga dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), dalam kepanitiannya juga melibatkan pegawai non Islam.

“Jadi ini wilayahnya kepanitiaan untuk bersama, bergotong royong, menyukseskan acara. Adapun pada hal-hal yang sifatnya peribadahan, itu tentu menjadi wilayah masing-masing pemeluk agama, tidak ada campur aduk,” ujarnya.

Pernyataan Alfian dinilai tidak tepat dalam di diskusi tersebut karena mengkaitkan persoalan ini dengan isu toleransi.

Kemudian, Alfian mengatakan bahwa Umat Islam harus tetap sadar diri, mayoritas tapi bermental minoritas; jangan mau mengalah terus.

“Pelibatan dua pegawai Non Islam dalam kepanitian itu bukan tentang mayoritas dan minoritas atau tentang siapa mengalah dan siapa menang. Ini justru bagian dari upaya menumbuhkan sikap saling gotong royong dengan tetap menghargai keyakinan dan kepercayaan masing-masing,” katanya.

Lantaran itu, ia memastikan bahwa narasi yang disampaikan Alfian Tanjung tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

“Jadi narasi yang disampaikan Alfian Tanjung itu salah kaprah dan cenderung mengarah pada disinformasi dan fitnah,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI