Suara.com - Nasrun tak bisa menyembunyikan kebahagiannya kala lewat tengah malam pada Minggu (19/5/2024) menginjakkan kaki di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) pada jam 01.20 waktu setempat.
Pria berusia 90 tahun ini terlihat sumringah melangkahkan kakinya dibantu dengan tongkat yang dibawanya untuk menunaikan ibadah haji di tanah Haram tahun ini.
Ketika melewati pintu kedatangan haji di Gate Zero Bandara AMAA Madinah, Nasrun ditawari petugas Penyelenggara Petugas Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Bandara.
Baca juga:
Baca Juga: Ini Skema Transportasi Jemaah Haji Lansia dari Madinah ke Mekkah
Awalnya, jemaah haji asal Palembang ini menolak dan memilih berjalan kaki menuju bus yang terparkir sekitar 150 meter dari terminal tersebut.
Namun, petugas khawatir bila Nasrun akan sakit. Sebab, ia telah menempuh perjalanan panjang dari Palembang ke Madinah sekitar 9 jam.
Akhirnya, Nasrun bersedia menaiki kursi roda untuk menuju bus yang sudah menunggu sekitar di parkiran.
Di atas kursi roda, Nasrun mengungkapkan kebahagiaannya bisa berangkat haji pada tahun ini. Penantiannya selama 6 tahun tuntas terbayar untuk menjadi tamu Allah setelah mendaftar pada 2018 silam.
"Daftar haji dari uang nabung sekitat 25 tahun, alhamdulilah 2018 bisa daftar," katanya sambil tersenyum.
Baca Juga: Besok Senin Jemaah Haji dari Madinah akan Berihram di Miqat Bir Ali
Baca juga:
Ia bercerita perjuangannya mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk berhaji selama 25 tahun.
Dalam setahun, Nasrun mengumpulkan uang mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 5 juta hingga terkumpul uang yang cukup untuk mendaftar haji.
"Saya ngumpulin uang selama itu (25 tahun) ada yang Rp1 juta, ada Rp5 juta. Kadang enggak sama sekali ngumpulin," ujar petani kopi di Kabupaten Pagar Alam, Sumsel.
Nasrun mengaku, semoga ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan seluruh jemaah serta petugas diberikan kesehatan.
Menutup obrolan, dia berterima kasih kepada petugas haji yang sudah sigap melayani jemaah.
"Semoga amal ibadah bisa berlipat ganda," katanya.
Lain halnya dengan Sahari (80) yang juga jemaah haji dari Kabupaten Pagar Alam. Dia enggan menaikki kursi roda dan memilih berjalan kaki menaikki bus.
"Saya ingin jalan saja," ujarnya saat ditawari menaikki kursi roda kepada petugas.
Berbeda dengan Nasrun, Sahari hanya menabung selama 10 tahun untuk mendaftar haji.
Cita-cita Sahari mendaftar haji akhirnya terwujud di Tahun 2012.
"Saya mendaftar haji bersama istri, alhamdulilah tahun ini bisa berangkat," katanya.