"Harus mengulang satu tahun. Ada 8 mata kuliah (tidak bisa ujian). Tidak bisa ujian khusus, tidak ada," kata Sopandi.
Meski harus menunda kelulusan untuk menyandang gelar dari Universitas Al-Azharr Mesir, Sopandi mengaku sangat bersyukur dan senang bisa menjadi petugas haji tahun ini.
Menurut Sopandi, menjadi petugas haji hanya terjadi sekali dalam hidup. Ia pun mengaku tak mau melewatkannya. Selain itu Sopandi kian ikhlas bekerja menjadi petugas haji karena orang tuanya di Indonesia memberikan restu.
"Sudah konfirmasi sama orang tua. Insya Allah baik lah, persetujuan dari orang tua," ucapnya.
Sopadi menambahkan, mahasiswa Al-Azhar Mesir sangat antusias saat ada seleksi petugas haji di KBRI. Mahasiswa yang ikut tes mencapai 11 ribu orang. Dari jumlah itu, hanya 78 orang yang terpilih
"Alhamdulillah, di tahun terakhir (saya kuliah) Allah memberikan kesempatan untuk beribadah," ucapnya.
Mengenai kerja sebagai petugas haji, Sopadi mengaku sebenarnya berat dan bikin capek. Seorang petugas haji harus sigap menolong semua jemaah yang membutuhkan bantuan. Misalnya mendorong kursi roda sampai menggendong. Tapi, karena menolong tamu Allah, rasa lelah itu hilang.
"Kita ikhlas, kita ridha. Insya Allah, Allah akan membalas kebaikan kita," tutupnya.
Baca Juga: Jangan Cari Perkara! Ini Sanksi Bagi Jemaah Haji yang Merokok dan Kibarkan Bendera